JAJAK pendapat presiden baru-baru ini yang dilakukan oleh perusahaan riset Australia, Roy Morgan, menunjukkan Ganjar Pranowo sebagai kandidat terdepan dalam pemilihan presiden Indonesia pada bulan Februari 2024. Hal ini berbeda dengan mayoritas lembaga survei di Indonesia yang mengidentifikasi Prabowo Subianto sebagai kandidat utama.
Peneliti ternama Denny Januar Ali menjelaskan pada hari Sabtu bahwa tidak ada yang mencurigakan atau tidak akurat dalam jajak pendapat Roy Morgan. Faktanya, hal ini sejalan dengan temuan sebagian besar perusahaan riset lokal.
“Yang perlu dicek hanya kapan survei Roy Morgan dilakukan,” kata Denny.
Baca Juga:Istri Ulama Rizieq Syihab Meninggal Dunia Usai Melawan PenyakitJokowi Bertemu PM Jepang Fumio Kishida, Bahas Pembangunan MRT dan Palestina
Survei terbaru Roy Morgan dilakukan pada bulan Juli hingga September, dan hasilnya dirilis pada 12 Desember. Jajak pendapat tersebut menunjukkan Ganjar unggul delapan poin persentase atas Prabowo, dan signifikan 13 poin atas kandidat ketiga, Anies Rasyid Baswedan.
Denny mengatakan pada bulan September, jajak pendapat dari mayoritas lembaga riset terkemuka di Indonesia juga menempatkan Ganjar sebagai kandidat terdepan.
Namun, lanskap politik berubah secara signifikan pada bulan Oktober ketika Prabowo memilih Gibran Rakabuming Raka, putra sulung Presiden Joko “Jokowi” Widodo, sebagai pasangannya. Langkah ini melambungkan popularitas Prabowo sehingga menyebabkan jumlah Ganjar menurun. Survei yang dilakukan pada bulan Desember oleh kelompok media terkenal Kompas bahkan menempatkan Ganjar di urutan ketiga, dengan Prabowo dan Gibran memimpin dua digit.
Denny menegaskan, survei terbaru Roy Morgan gagal menangkap momen-momen penting dalam persiapan pemilu karena dilakukan sebelum semua kandidat secara resmi mengumumkan pasangannya.
“Penting untuk mengecek timeline survei Roy Morgan sebagaimana dikutip dalam publikasinya,” kata Denny. “Kami tidak dapat menarik kesejajaran antara data usang pada bulan September dan temuan kami pada bulan Desember.”
Denny berdalih popularitas Ganjar mulai tergerus setelah kubunya semakin gencar menyerang Presiden Jokowi, padahal basis dukungannya sangat bergantung pada persepsi bahwa ia adalah pembela warisan presiden.
Pencalonan Ganjar didukung oleh Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) yang berkuasa, yang juga membantu Jokowi memenangkan dua masa jabatan presiden.
Baca Juga:Jokowi Minta Jepang Dukung Seruan Gencatan Senjata di GazaOJK Blokir 4.000 Rekening Bank yang Digunakan untuk Judi Online
Namun, beberapa pendukung Jokowi beralih kesetiaan kepada Prabowo karena aliansinya dengan putra presiden.