GUNUNG Anak Krakatau meletus sebanyak dua kali, memuntahkan abu vulkanik sekitar 200 meter dari puncak gunung aktif, dan 357 meter di atas permukaan laut. Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), erupsi terjadi pada Jumat pukul 07.39 pagi, 15 Desember.
Letusan yang terekam di seismogram memiliki amplitudo maksimum 47 milimeter dan durasi kurang lebih 15 detik. Kolom abu teramati berwarna abu-abu, tebal, dan condong ke arah utara laut.
Andi Suardi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di Hargopancuran, Kabupaten Rajabasa, Lampung Selatan, mengatakan, Jumat, gunung tersebut saat ini berada pada level III atau status waspada.
Baca Juga:Aliansi Etnis Myanmar ‘Menegaskan Kembali’ Tujuan Menggulingkan Junta MiliterRetno Marsudi: Pengungsi Rohingya Bisa Jadi Korban Perdagangan Manusia
PVMBG merekomendasikan masyarakat untuk tidak mendekati Gunung Anak Krakatau atau melakukan aktivitas dalam radius lima kilometer dari kawah aktif. Pemukiman terdekat dengan Gunung Anak Krakatau berada di Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.
“Saat ini Gunung Anak Krakatau berada pada level III atau waspada. Masyarakat, nelayan, dan pendaki gunung diimbau tidak mendekati gunung tersebut dalam radius lima kilometer,” kata Andi.
Sejak lahir pada bulan Juni 1927, hingga saat ini Gunung Anak Krakatau kerap meletus sehingga membuatnya semakin besar dan tinggi.
Saat ini, gunung berapi di perairan Selat Sunda, Kabupaten Lampung Selatan, sudah dua kali meletus. (*)