KELAHIRAN Yesus Kristus diperingati oleh jutaan orang di seluruh dunia dengan perayaan Natal pada tanggal 25 Desember. Namun, sebagian besar pakar sepakat bahwa ia tidak dilahirkan pada hari itu, atau bahkan pada tahun 1 M.
Para peneliti berspekulasi bahwa Gereja Katolik Roma memilih tanggal 25 Desember karena bertepatan dengan titik balik matahari musim dingin dan Saturnalia, sebuah festival yang didedikasikan untuk dewa Romawi Saturnus. Gereja juga dapat mengkooptasi festival pagan yang populer ini, serta perayaan musim dingin agama pagan lainnya, dengan memilih hari ini untuk merayakan hari lahir Yesus, menurut sarjana Ignacio L. Götz dalam bukunya Jesus the Jew: Reality, Politics, and Myth-A Personal Encounter (Christian Faith Publishing, 2019).
Namun, tidak ada seorang pun yang mengetahui secara pasti kapan Yesus dilahirkan.
Baca Juga:Gangguan langka yang menyebabkan rasa kantuk ekstrem mungkin lebih umum terjadi daripada yang diperkirakanGunung Anak Krakatau Dua Kali Erupsi, Keluarkan Abu 357 Meter di atas Permukaan Laut
Beberapa ahli percaya bahwa ia lahir antara tahun 6 SM. dan 4 SM, sebagian didasarkan pada kisah alkitabiah Raja Herodes Agung. Dalam upaya untuk membunuh Yesus, raja diduga memerintahkan kematian semua bayi laki-laki di bawah usia 2 tahun yang tinggal di sekitar Betlehem, sebuah peristiwa yang dikenal sebagai Pembantaian Orang Tak Bersalah. Hal ini terjadi tidak lama sebelum kematian Herodes sendiri, tanggal yang masih diperdebatkan. Namun, sebagian besar sarjana, termasuk Peter Richardson dan Amy Marie Fisher dalam buku mereka “Herod: King of the Jews and Friend of the Romans: Second edition” (Routledge, 2018), mengikuti tanggal yang digunakan oleh sejarawan Romawi, yang percaya bahwa Herodes meninggal pada tahun 4 SM.
Namun para sejarawan tidak sepakat mengenai tahun kematian Herodes yang sebenarnya, dan banyak yang berpendapat bahwa pembunuhan bayi massal tidak lebih dari sebuah legenda. Dalam bukunya “Zealot: The Life and Times of Jesus of Nazareth” (Random House, 2013), sarjana Alkitab dan penulis Reza Aslan menulis bahwa pembantaian Herodes adalah “suatu peristiwa yang tidak ada sedikit pun bukti yang menguatkan dalam kronik atau sejarah mana pun.” sejarah waktu apakah Yahudi, Kristen, atau Romawi.”
Cendekiawan lain mencoba menghubungkan “Bintang Betlehem”, yang konon menandakan kelahiran Yesus, dengan peristiwa astronomi sebenarnya untuk menunjukkan tahun kelahirannya. Misalnya, dalam artikel tahun 1991 di Quarterly Journal of the Royal Astronomical Society, astronom Colin Humphreys mengusulkan bahwa bintang dongeng tersebut sebenarnya adalah komet yang bergerak lambat, yang dicatat oleh pengamat Tiongkok pada tahun 5 SM. Namun, teori Humphreys telah dibantah.