KINI yang bertanggung jawab atas pembunuhan massal sekitar 22.000 warga Palestina di Gaza, entitas Zionis telah mengungguli ISIS dalam pembantaian manusia. Ya, militer Israel yang mencoba membandingkan Hamas dengan ISIS, nyatanya telah melakukan kekejaman yang membuat jumlah korban tewas ISIS terkesan jinak.
Entitas Zionis, dalam kurun waktu dua bulan, telah membunuh sekitar 22.000 orang di Jalur Gaza (statistik ini mencakup mereka yang terkubur di bawah reruntuhan) dan melukai sedikitnya 41.000 orang. Sebagai perbandingan, menurut PBB, pemberontakan ISIS di Irak menewaskan sekitar 18.800 warga sipil dalam 2 tahun. Juga berdasarkan statistik resmi PBB mengenai perang di Suriah, teroris ISIS membunuh – antara Maret 2011 dan Maret 2023 – tepat di atas 5.000 warga sipil. Meskipun statistik di Suriah patut dipertanyakan dan tampaknya jauh lebih tinggi dari angka tersebut, kita masih membicarakan jumlah korban jiwa yang terjadi selama 12 tahun.
Beberapa orang mungkin berpendapat bahwa sifat kampanye teror ISIS lebih mengerikan, karena besarnya skala kekerasan seksual, eksekusi massal terhadap etnis/agama minoritas, dan mutilasi tubuh. Meskipun ada tuduhan bahwa tahanan perempuan Palestina diperkosa oleh penjaga Israel dan ada sejarah kekerasan seksual terhadap warga Palestina, memang benar bahwa kita melihat kekerasan seksual dalam skala yang lebih besar terjadi pada teroris takfiri. Namun, yang harus kita ingat di sini adalah bahwa kita sekarang sedang membandingkan aktor non-negara dan entitas yang telah diterima sebagai anggota PBB.
Baca Juga:Lumbung Indonesia Wakafkan Filter Air Minum Sehat di Masjid Subulussalam CirebonIbukota Baru Provinsi Jawa Barat Vs Provinsi Cirebon Raya
Menurut kepala bantuan PBB, Martin Griffiths, situasi kemanusiaan di Jalur Gaza yang terkepung adalah “Lebih Buruk.” Pernyataan yang seharusnya membuat orang waras merinding. Sekitar 80% dari 2,3 juta penduduk sipil Gaza telah mengungsi akibat serangan Israel, setidaknya 1,1 juta dari penduduk tersebut adalah anak-anak. Para pejabat Israel telah menegaskan dengan sangat jelas sejak awal kampanye genosida mereka, bahwa mereka akan mematikan makanan, air, listrik, bahan bakar, dan semua bantuan lainnya.
Entitas Zionis secara sistematis menargetkan rumah sakit, ambulans, pekerja bantuan internasional, pekerja dan fasilitas PBB, serta masjid, tempat penampungan dan sekolah. Pasukan pendudukan telah menghancurkan lebih dari separuh infrastruktur sipil di Gaza. Ini adalah perang pemusnahan, sebuah pertempuran melawan apa yang dikatakan oleh Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu sebagai “Amalek”, sebuah seruan yang jelas untuk memusnahkan setiap pria, wanita dan anak-anak dengan cara yang dilakukan tentara Israel.