Gubernur Ridwan Kamil mewacanakan pemindahan Ibukota Provinsi Jawa Barat ada 3 (tiga) tempat atau lokasi yaitu Tegal Luar, Kota Raya Walini-Cikalong Wetan dan Kertajati (Aerocity). Ketiga lokasi dianggap cocok dengan moda transportasi yang dikembangkan pemerintah, Tegal Luar dengan kota Walini karena terhubung/tekoneksi dengan Kereta Woossh (Kereta Cepat Jakarta Bandung), sedangkan Kertajati terkoneksi dengan Bandar Udara Internasional Kertajati dan Pelabuhan Patimban yang terletak di kecamatan Pusakanegara Kabupaten Subang, yang akan menjadi pelabuhan laut terbesar di Indonesia.
Dan ide pemindahan ibukota provinsi juga didukung oleh mantan Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan serta langsung menyebutkan salah satu dari ketiga lokasi alternatif lokasi pemindahan ibukota yaitu Kertajati.
Dari beberapa analisa ketiga lokasi diungkapkan dari lokasi yang berdekatan dengan kota Bandung bahwa rawan kebencanaan yaitu Tegal Luar rawan banjir dan pergerakan tanah ,sedangkan Walini rawan bencana tektonik (gempa bumi) karena terletak di area patahan Lembang, bagaimana dengan Kertajati ?
Baca Juga:Saksi baru Israel menegaskan tank IDF membunuh pemukim pada 7 OktoberIsrael Mengontrol Media Larang Jurnalis Internasional Masuk Gaza
Kertajati relatif tidak rawan bencana dan perlu kajian yang lebih komprehensif, sebagai contoh dengan ketersediaan lahan atau area ibukota baru karena dengan dibangunnya Bandara Internasional Kertajati dan pembangunan kawasan Rebana Metropolitan secara pasti tidak terlepas spekulan-spekulan tanah atau cukong-cukong tanah yang sudah bergerak terlebih dahulu/cepat membebaskan lahan-lahan rakyat atau dengan kata lain membeli tanah dengan harga yang tidak terlalu mahal dari masyarakat dan dengan motif untuk dijual kembali kepada investor atau pemerintah dengan harga yang pasti akan lebih tinggi dari harga jualnya di awal.
Alternatif lainnya jika ibukota provinsi dipindakan ke kota Cirebon menjadi suatu hal kenoscayaan jika mencakup wilayah kota Cirebon , menurut hasil kajian studi kasus yang berjudul “Ketersediaan Lahan untuk Kawasan Pusat Pemerintahan Provinsi Jawa Barat (Studi Kasus : Kecamatan Kertajati)” dalam Seminar Nasional dan Diseminasi Tugas Akhiir 2021 di Institut Teknologi Nasional, Bandung , dari hasil kajian disebutkan lahan yang dihasilkan di kecamatan Kertajati 3.216,44 ha sedangkan kebutuhan lahan diperkirakan sekitar 136, 91 ha atau 1.369.127 m2 .. Kota Cirebon dengan luas 37,36 km2 dan dengan tingkat kepadatan penduduk 9.300 / km2 atau berpenduduk berjumlah 322.322 ribu jiwa.