Dirinya menekankan program pengembangan wilayah Pelabuhan Cirebon menjadi kawasan heritage harus digencarkan. Salah satunya adalah dengan merevisi master plan yang mendukung terwujudnya pelabuhan heritage.
“Di era Pemerintah Kolonial Hindia Belanda, didirikan bangunan-bangunan sebagai penunjang kegiatan pelabuhan, seperti gudang-gudang, kantor bank, stasiun, jaringan rel, dan lain-lain. Kawasan Pelabuhan Cirebon di era kolonial menjadi kawasan penting. Namun, bangunan-bangunan di pelabuhan tersebut kini sebagaian masih ada, dibiarkan terbengkalai dan ada yang sudah diratakan. Ada juga yang sudah beralih fungsinya,” jelasnya.
Lebih lanjut, kata Jafarudin, ada atap bangunan yang zaman dulunya adalah kantor perusahaan milik Belanda dan kini rentan ambruk karena lapuk dimakan usia.
Baca Juga:Caleg DPRD Kota Cirebon Kunjungi Lonceng Gajah Mungkur Kraton KanomanBerantas Korupsi hingga Akar, Ganjar Pranowo Jadikan Pulau Nusakambangan Tempat Penahanan Koruptor
Diketahui, bangunan itu bernama Kantoor van de Nederlandsche Handel Maatschappij te Cheribon. Nederlandsche Handel Maatschappij (NHM) adalah sebuah perusahaan milik Belanda yang didirikan berdasarkan Besluit No. 163 pada tanggal 29 Maret 1824 dengan prakarsa Raja Willem I.
Tujuan pendirian NHM adalah untuk menggantikan VOC (Verenigde Oost Indische Company) yang bangkrut akibat korupsi yang dilakukan oleh pejabat VOC sendiri. Tujuan lainnya adalah menghidupkan kembali perekonomian Negeri Belanda yang hancur akibat peperangan dengan negara tetangganya, Belgia.
Sejak awal berdirinya, NHM bertugas melakukan perdagangan ke seluruh dunia, yang meliputi Amerika, Asia Kecil, Cina, India, Persia, Jazirah Arab. Namun dalam perkembangan selanjutnya perusahaan NHM lebih memfokuskan ke Nusantara. (*)