MENTERI Luar Negeri AS Antony Blinken, dalam kritik publiknya yang paling keras terhadap Israel, mengatakan ada kesenjangan antara niat pemerintah untuk melindungi warga sipil dan korban jiwa di Gaza.
“Saat kita berada di sini hampir seminggu setelah kampanye di selatan, tetap penting bagi Israel untuk mengutamakan perlindungan warga sipil,” kata Blinken pada konferensi pers setelah bertemu dengan Menteri Luar Negeri Inggris David Cameron di Washington pada hari Kamis.
“Dan masih ada kesenjangan antara apa yang saya katakan ketika saya berada di sana, niat untuk melindungi warga sipil dan hasil nyata yang kita lihat di lapangan,” katanya.
Baca Juga:Jakarta Concert Orchestra Akan Gelar ‘An Anime Symphony’ Akhir Pekan IniMisi Cultural Diplomacy, Silat Sunda Institute Sambangi Kraton Kacirebonan
“Ada beberapa hal yang menurut kami penting untuk benar-benar difokuskan tidak hanya pada penyediaan wilayah yang aman tetapi juga memastikan bahwa komunikasi dilakukan sedemikian rupa sehingga masyarakat mengetahui ke mana mereka dapat pergi, kapan mereka dapat pergi ke sana dengan aman; jelas kapan periode untuk bisa berpindah dari satu tempat ke tempat lain sudah ada,” tambah Blinken.
AS secara rutin melakukan pembicaraan dengan Israel mengenai perlindungan warga sipil di Gaza, termasuk antara Presiden AS Joe Biden dan PM Israel Benjamin Netanyahu pada hari Kamis, kata Blinken.
“Israel mempunyai kewajiban untuk melakukan segala kemungkinan untuk mengutamakan perlindungan warga sipil dan memaksimalkan bantuan kemanusiaan,” tegas Blinken.
Lebih dari 17.170 warga Palestina telah terbunuh dan 46.000 lainnya terluka, menurut Kementerian Kesehatan Gaza, sejak 7 Oktober, ketika Israel mulai membombardir Gaza sebagai tanggapan atas serangan lintas batas oleh kelompok perlawanan Palestina Hamas.
Mayoritas korban tewas di Gaza, sekitar 70 persen, adalah perempuan yang memiliki anak. Diperkirakan 1,9 juta atau 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi dari rumah mereka sejak 7 Oktober. Makanan, air, tempat berlindung yang memadai, obat-obatan, dan sanitasi sangat langka. (*)