Namun hingga pengakuan ini terwujud, literasi dan penelitian mendalam mengenai berbagai aspek seni tradisi, kesejarahan, hingga sains mekanik tubuh Pencak Silat sangat minim. Kekayaan data berserakan dalam berbagai bentuk fisik yang rentan untuk musnah oleh waktu.
Kekayaan data, serta kedalaman literasi dan penelitian ini sangat penting sebagai struktur fondasi kuat cita-cita pengembangan, popularitas, dan penyebaran seni beladiri asli Indonesia ke kancah Internasional. Menuju Inidonesia sebagai pusat seni beladiri Pencak Silat dunia.
Roedy menekankan melestarikan Pencak Silat adalah bagian dari identitas budaya untuk generasi muda, dalam meningkatkan nilai kebangsaan dengan kepribadian yang tangguh.
Baca Juga:Thomas Lembong Sebut Kebijakan Hilirisasi Nikel Paling Menguntungkan TiongkokRusia dan Arab Saudi Mendesak Semua Negara OPEC+ untuk Bergabung dalam Pengurangan Minyak
“Seseorang yang memiliki pribadi yang tangguh merupakan aset bagi kehidupan di lingkungannya dan pemberi manfaat untuk sesama, karena itu, mari kita berlatih Pencak Silat,” pungkasnya.
Diketahui, Roedy Wiranatakusumah kiprahnya cukup lama dalam memperjuangkan eksistensi budaya khususnya pencak silat di mata internasional.
Roedy mendirikan Silat Sunda Institute karena kecintaannya terhadap seni bela diri tradisional. Setiap tahun, Silat Sunda Institute menyelenggarakan kegiatan international training camp yang diikuti oleh peserta dari luar negeri yang melibatkan kearifan lokal bersama pelestari pencak silat lainnya.
Dalam kunjungan ke Kraton Kacirebonan, masih dalam rangkaian acara Silat Sunda Institute International Camp yang diadakan di Garut, 26 November hingga 2 Desember 2023. Sejumlah peserta manca negara semisal dari Yunani dan Singapura sudah kembali ke negaranya. Peserta dari Jerman dan Kanada tampak turut hadir dalam kunjungan ke Cirebon.
Silat Sunda Institute tidak menutup kemungkinan terjalin kerja sama antara Silat Sunda Institute dengan Kraton Kacirebonan untuk memperkuat kebudayaan Pencak Silat. (*)