Silat juga pernah muncul dalam bentuk komik. Ada beberapa judul komik yang begitu lekat dengan silat. Seperti Si Buta Dari Gua Hantu karya Ganesh TH yang pertama kali terbit pada 1967. Selain itu ada Panji Tengkorak karya Hans Jaladara, Sri Asih buatan RA Kosasih, juga Jaka Sembung yang dibuat Djair Warni.
Di tingkat dunia, pencak silat mulai dikenal luas semenjak adanya film Merantau (2009) dan The Raid (2011). Merantau menggambarkan kehidupan Yuda, pendekar Silek Harimau (silat Minangkabau aliran Harimau), yang pergi ke Jakarta untuk merantau. Sedangkan The Raid semakin mempopulerkan pencak silat. Film ini dipuji saat diputar dalam Toronto International Film Festival, kemudian hak siarnya di Amerika Serikat dibeli oleh Sony Pictures Worldwide Acquisitions.
Pencak silat memang belum begitu populer jika dibandingkan dengan bela diri lain. Tapi kemunculannya di Merantau dan The Raid mulai mengangkat nama bela diri ini. Medium film memang dianggap yang paling ampuh untuk mempopulerkannya ke tingkat dunia. Hal ini sudah dibuktikan oleh kung fu, tinju, juga bentuk bela diri lain.
Baca Juga:Thomas Lembong Sebut Kebijakan Hilirisasi Nikel Paling Menguntungkan TiongkokRusia dan Arab Saudi Mendesak Semua Negara OPEC+ untuk Bergabung dalam Pengurangan Minyak
Seperti yang dilakukan oleh Silat Sunda Institute (SSI) yang telah berdiri sejak tahun 2012 silam. Turut meramaikan dinamika dunia persilatan di kancah internasional.
Founder dan Guru Besar Silat Sunda Institute, Roedy Wiranatakusumah mengungkapkan, pencak silat merupakan beladiri yang bersifat komunal karena mengangkat budaya sebagai nilai pelajaran. Dan budaya, dinilai sebagai alat branding yang sangat baik agar seni bela diri asal Nusantara ini berkembang di luar negeri. “Silat Sunda mempunyai nilai jual kultural,” katanya disela-sela kunjungan di Kraton Kacirebonan, Selasa (5/12).
Silat Sunda Institute, bagi Roedy, merupakan misi budayanya sehingga mampu mendatangkan puluhan pesilat asing dari Jerman, Iceland, Belgia, Inggris, Belanda, Italia, Amerika, Kanada, Filipina dan Singapura, selain Indonesia sendiri.
“Misi cultural diplomacy the rest is exellent dapat mengangkat nilai kekayaan budaya leluhur dan kearifan lokal Indonesia, agar bisa dimaknai sebagai tuntunan hubungan antar sesama,” katanya.
Dikutip dari laman resmi Silat Sunda Intitute, 12 Desember 2019 menjadi hari bersejarah bagi bangsa Indonesia karena seni-tradisi Pencak Silat diakui oleh UNESCO sebagai Warisan Budaya Dunia Tak Benda (Intangible Cultural World Heritage).