DALAM era teknologi informasi dan globalisasi yang berkembang saat ini, literasi Al-Qur’an di Indonesia memiliki peran penting dalam membentuk pemahaman dan praktik keagamaan masyarakat.
Untuk mengukur indeks literasi Al-Qur’an, Direktorat Penerangan Agama Islam Kementerian Agama melakukan survei bekerja sama dengan BRIN serta Lembaga Kajian dan Kebijakan Pendidikan Universitas Indonesia (LK3P UI) pada Juli 2023.
Survei tersebut menunjukkan bahwa 66,038 persen masyarakat Indonesia memiliki tingkat literasi Al-Qur’an yang cukup tinggi. Persentase skor 66 masuk dalam kategori tinggi, karena skor lebih dari 60,00 yang mana merupakan kategori sedang. Hasil ini dapat dinilai positif, namun masih diperlukan upaya akselerasi untuk mencapai angka yang lebih tinggi.
Baca Juga:BNPB: Letusan Marapi Menewaskan 23 OrangDewan Keamanan PBB Akan Membahas Gaza Jumat ini setelah Sekretaris Jenderal Meminta Pasal 99
Salah satu kendala utama yang menyebabkan lemahnya literasi Al-Qur’an adalah keterbatasan sebagian masyarakat mengakses layanan belajar Al-Qur’an, khususnya di daerah tertinggal, terdepan, dan terluar (3T).
Oleh karena itu, diperlukan upaya yang lebih masif untuk menyediakan layanan bimbingan belajar Al-Qur’an di daerah-daerah tersebut. Dalam konteks upaya meningkatkan literasi Al-Qur’an, peran dari berbagai pihak sangat penting.
Bertajuk Harmoni Ilmu dan Kebaikan: Persembahan Melalui Tulisan Al Quran Literasi Al Quran di Politeknik LP3I Cirebon bersama Komunitas Gelisan yang diselenggarakan oleh Yayasan Lumbung Indonesia bekerjasama dengan Komunitas Gelisan bertempat di Politeknik LP3I Cirebon bersama Komunitas Gelisan, Jumat (8/12).
Kegiatan menulis Al Quran kali ini merupakan kegiatan yang dirancang untuk memotivasi para generasi muda dan bertujuan untuk menumbuhkan kecintaan generasi muda terhadap Al Quran.
Selain itu, keprihatinan dari hasil data MUI Pusat yang menyatakan bahwa 65 persen warga Indonesia khususnya remaja buta membaca dan menulis Al quran.
Dari keprihatinan tersebut mengundang banyak orang yang menggagas berbagai metode salah satunya “Iqro bil qolam”, menulis Al Quran dengan metode “follow the line”.
“Dengan menulis Al quran menjadi terapi bagi generasi muda yang berpengaruh pada kejiwaan seseorang seperti lebih sabar, fokus, kosisten, ikhlas dan tawakal,” ujar Kepala Kampus Politeknik LP3I Aris Armunanto, SE. Ak., MM