Bung Karno terus memperjuangkan teori perjuangan hingga Indonesia mencapai gerbang kemerdekaan. Hampir tidak ada yang berubah dari sosok Bung Karno. Ia masih suka mencari inspirasi sambil bersepeda. Tradisi ini dilakukan saat ia diasingkan ke Bengkulu. Ia sering berkendara untuk mendengarkan suara masyarakat.
Tak jarang, ia dan Fatmawati kerap berkompetisi naik sepeda. Kebiasaan ini berkembang hingga Ir.Soekarno menjadi presiden pertama Indonesia. Dalam salah satu kunjungannya ke Agra, India, Soekarno melihat seorang petani sedang mengendarai sepeda. Oleh karena itu, muncullah keinginan untuk kembali mencoba motor bersama Fatmawati. Dan keduanya mengelilingi Agra dengan menggunakan sepeda. Bahkan untuk sesaat.
Dan Ilham membanjiri pendalaman diri Soekarno dengan duduk di atas sadel sepeda. Sepeda pun mempertemukannya dengan Marhaen yang kemudian memberinya pemahaman baru terhadap rakyat. Akankah para pejabat negeri ini memahami penderitaan rakyat seperti Soekarno? apakah mereka masing-masing melewati jalanan menggunakan mobil mewah dengan pengawalan ketat?”
Baca Juga:Jokowi Instruksikan Mahfud Md Tangani Masalah Pengungsi RohingyaPerjalanan COVID-19 dan Pandemi di Masa Depan
Jaman memang berubah. Di zaman Bung Karno, paling tidak petani masih punya sebidang tanah. Saat ini, banyak petani yang tidak punya tanah sama sekali. Bedanya, dulu yang bisa naik sepeda adalah kaum priyayi dan petani. yang kaya, sekarang yang pesepeda kebanyakan marhaen atau minimal mereka yang dianggap miskin,” tulis buku Menjelajah Sepeda Kompas: Melihat Indonesia dari Sepeda (2010). (*)