MENTERI Investasi dan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal Bahlil Lahadalia menanggapi kritik terhadap hilirisasi industri yang dilakukan pemerintah Indonesia saat ini yang disampaikan oleh Co-Captain tim pemenangan (Tim AMIN) Anies Baswedan-Muhaimin Iskandar, Thomas Trikasih Lembong atau Tom Lembong.
Pemerintah, kata Bahlil, optimistis hilirisasi industri akan mendorong pertumbuhan ekonomi, menciptakan nilai tambah, dan meningkatkan kedaulatan negara. Ia pun membantah tudingan industri hilir fokus pada nikel.
“Saya dengar dan baca, kata tim pemenangan salah satu calon presiden [hilir] disebabkan oleh baterai EV,” ujarnya saat ditemui di sela-sela Rapat Koordinasi Penanaman Modal Nasional, Kamis di Jakarta.
Baca Juga:Target Investasi Indonesia 2024 Merupakan Tantangan, Kata Menteri BahlilCOVID-19 vs Influenza; Periksa Perbedaannya
Menurut Menkeu, hilirisasi tidak bisa hanya dikaitkan pada satu produk, yakni baterai. Produk turunan industri hilirnya bermacam-macam, seperti stainless steel, baja, dan lain-lain.
“Jadi, jangan berpikiran sempit,” ujarnya. “Saya sering bingung ketika orang percaya bahwa hilir berarti satu produk, seperti baterai mobil listrik, padahal itu hanya satu bagian saja.”
Tom Lembong kemarin mengatakan pemerintahan Jokowi terlalu terobsesi dengan nikel dan mobil listrik sehingga mengabaikan sektor lain.
“Sementara kesempatan kerja terbesar ada pada sektor jasa, selain pertanian, perikanan, dan manufaktur,” kata Tom, pada 6 Desember 2023.
Peluang kerja di industri nikel, baterai, dan mobil listrik semakin kecil, lanjut Tom. Ia menjelaskan, sektor-sektor tersebut merupakan industri yang berorientasi pada investasi, bukan industri yang berorientasi pada penciptaan.
Berkaca pada kunjungannya ke pabrik baterai di Korea Selatan, Tom yakin pabrik mobil listrik akan mempekerjakan lebih banyak robot daripada manusia. (*)