Beberapa jabatan penting di Jawa Tengah kini dijabat oleh orang-orang dekat Jokowi atau petinggi koalisi partai pendukung Prabowo dan Gibran, misalnya Pj Gubernur Jawa Tengah, Kompol. Jenderal Nana Sudjana. Pada tahun 2010, ia menjabat sebagai Kapolres Solo, kampung halaman Jokowi dan Gibran. Dan Kapolda Jawa Tengah Irjen. Jenderal Ahmad Luthfi pernah menjabat Kapolres Solo. Panglima Kodam IV/Diponegoro Mayjen Widi Prasetijono merupakan mantan ajudan Jokowi.
Sementara di Jawa Timur, Presiden Jokowi menunjuk mantan ajudan Susilo Bambang Yudhoyono, Insp. Jenderal Iman Sugianto, sebagai Kapolda Jawa Timur setelah Partai Demokrat mengumumkan bergabung dengan koalisi Prabowo-Gibran pada bulan Oktober. Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa akan pensiun bulan ini dan digantikan oleh orang yang dipilih oleh Jakarta.
Intimidasi ini akibat kurang percayanya Jokowi terhadap kemampuan pasangan Prabowo-Gibran memenangkan pemilu 2024. Dengan adanya intimidasi di berbagai daerah, sulit mengharapkan pemilu berlangsung jujur dan adil. Seperti dugaan sebelumnya, Jokowi semakin tergoda menggunakan kewenangannya untuk memastikan kemenangan putranya agar bisa mempertahankan kekuasaan.
Baca Juga:Gunung Anak Krakatau di Indonesia Meletus LagiQuo Vadis Kawasan Rebana Metropolitan
Segala upaya yang dilakukan Jokowi dan orang-orang di sekitarnya menggarisbawahi kegagalan tesis ‘orang baik’—demikian Jokowi disapa pada pemilu 2014—dalam mengemban amanah demokrasi. Di tangan pemimpin yang ‘gagal menjadi baik’, pemilu 2024 nampaknya akan menjadi pemilu terburuk sepanjang sejarah era Reformasi. (*)