GUNUNG Marapi di Sumatera Barat telah mengalami serangkaian erupsi sejak 3 Desember. Ahmad Rifandi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api, mengatakan, total terjadi 46 erupsi dan 66 letusan hanya dalam dua hari, yakni pada 3 dan 4 Desember. , 2023.
“Letusan eksplosif pertama terjadi pada 3 Desember pukul 14.54 WIB dengan tinggi kolom abu sekitar 3.000 meter di atas puncak atau 5.891 meter di atas permukaan laut,” kata Kepala Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Ahmad Rifandi, Selasa. , 5 Desember.
Ia merinci, pada Minggu terjadi 36 letusan dan 16 letusan, serta pada Senin 10 letusan dan 50 letusan.
Baca Juga:6 Siswa Masih Hilang Pasca Erupsi Gunung MarapiKementerian Kominfo Sebut Dugaan Kebocoran Data Pemilih Berlatar belakang Ekonomi
Tadi pagi terjadi erupsi kembali, namun ketinggian kolom abu tidak terpantau pada pukul 06.13 WIT, 06.14 WIT, dan 06.24 WIT dengan amplitudo maksimal 30 milimeter. .
Akibat letusan yang masih berlangsung, tim SAR gabungan atau SAR memutuskan untuk menunda evakuasi para pendaki yang masih terjebak di sekitar puncak gunung tersebut.
PGA juga mencatat, berdasarkan pengamatan meteorologi, cuaca di kawasan gunung berapi tersebut mendung dan turun hujan, disertai angin sepoi-sepoi dari arah timur, tenggara, dan barat daya.
Suhu udara antara 23,1 hingga 26,6 derajat Celcius, kelembapan 64,3 hingga 84,2 persen, dan tekanan udara 681,2 hingga 682,2 mmHg. Sedangkan curah hujan sebesar 0,14 mm per hari.
Asap tebal berwarna abu-abu hingga hitam bertekanan sedang teramati sekitar 400-800 meter di atas kawah.
Gunung Marapi saat ini berstatus siaga II Siaga yang berarti masyarakat dan wisatawan diimbau menjauhi kawah puncak dalam jarak tiga kilometer. (*)