GUNUNG Anak Krakatau di Selat Sunda, Lampung, kembali mengalami letusan pada Senin, 4 Desember, pukul 22.57 waktu setempat, mengeluarkan kolom abu sekitar 1.500 meter di atas puncak atau 1.657 meter di atas permukaan laut.
Berdasarkan laman resmi Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi atau PVMBG, letusan tersebut mengeluarkan kolom abu hitam pekat ke arah barat laut dan terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 64 milimeter selama dua menit 30 detik.
Andi Suardi, Kepala Pos Pengamatan Gunung Api Aktif di Hargopancuran, Kabupaten Rajabasa, mengimbau masyarakat dan nelayan menjauhi gunung berapi dalam radius lima kilometer. Desa yang paling dekat dengan gunung ini berada di Pulau Sebesi yang berjarak 16,5 kilometer.
Baca Juga:Quo Vadis Kawasan Rebana MetropolitanKepala BMKG Ingatkan Perubahan Iklim Dapat Mengganggu Keadilan Akses Sumber Daya Air
“Gunung Anak Krakatau saat ini berada pada level siaga III, Siaga. Diimbau masyarakat, nelayan, dan pendaki tidak mendekati gunung dalam radius lima kilometer,” tegasnya. Kewaspadaan tingkat III atau Siaga adalah tingkat tertinggi kedua dari sistem peringatan empat tingkat di negara ini.
Sebelumnya, Gunung Anak Krakatau meletus pada Sabtu, 2 Desember 2023. Letusan pertama terjadi pada pukul 07.59 waktu setempat, memuntahkan kolom abu berwarna putih hingga abu-abu sekitar 500 meter ke udara atau 657 meter di atas permukaan laut. Abunya bergerak ke arah barat laut.
Letusan kembali terjadi pada pukul 11.21 waktu setempat, mengeluarkan kolom abu hitam pekat sekitar 700 meter di atas puncak, atau 857 meter di atas permukaan laut, ke arah timur laut. (*)