PENYEBARAN metode Wolbachia untuk mengendalikan demam berdarah mengalami tantangan, terutama dalam hal sosialisasi metode tersebut kepada masyarakat.
Hal tersebut disampaikan Direktur Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Menular Kementerian Kesehatan Imran Pambudi pada diskusi “Perkembangan Pengendalian Vektor Demam Berdarah Dengue di Indonesia” di Jakarta, Sabtu, 25 November 2023.
Tantangan utamanya adalah bagaimana meyakinkan masyarakat. Masyarakat harus mengetahui manfaat dan risiko penggunaan nyamuk ber-Wolbachia, ujarnya.
Baca Juga:KCIC Gandeng Bank Dalam Negeri untuk Transaksi FinansialTema Debat Capres Terkait Demokrasi dan Penegakan Hukum, Kata KPU
Menurut Pambudi, sosialisasi kepada masyarakat terkait inovasi tersebut harus dilakukan secara intensif dan terus menerus.
Selain itu, kata dia, masyarakat juga harus dilibatkan dalam uji coba metode Wolbachia.
Pambudi mencatat, metode Wolbachia terbukti efektif dan aman dalam menekan penyebaran virus demam berdarah, meski saat ini bukti tersebut masih sebatas uji coba dan belum ada rencana perluasan sasaran secara nasional.
Ia mengatakan demam berdarah masih menjadi ancaman bagi kesehatan masyarakat di Indonesia.
“Beban penyakit demam berdarah di Indonesia cukup besar, dengan angka disabilitas-adjusted life year (DALYs) lebih tinggi dibandingkan penyakit HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular tropis lainnya,” ujarnya.
Ia mengatakan, tercatat 76.449 kasus DBD dan 571 kematian akibat DBD pada periode Januari hingga November 2023. Pada tahun 2022, terdapat 143.300 kasus DBD dengan 1.236 kematian.
Anggota Pengarah Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Adi Utarini mengatakan, pemanfaatan nyamuk yang mengandung bakteri Wolbachia perlu dipadukan dengan upaya pengendalian DBD lainnya, seperti pemberantasan sarang nyamuk.
Baca Juga:Ibu Kota Nusantara Uraikan 2 Kunci Mewujudkan Pertanian ModernBUMN Raup Dividen Rp 74 Triliun
“Kebersihan harus terus dijaga, dan pemberantasan sarang nyamuk harus terus dilakukan,” imbuhnya.
Utarini berharap pemerintah dan pemangku kepentingan terkait dapat bekerja sama mengatasi tantangan sosialisasi metode Wolbachia agar tidak hanya sebatas uji coba.
“Saya rasa teknologi nyamuk ber-Wolbachia dapat menjadi salah satu solusi efektif pengendalian demam berdarah di Indonesia,” ujarnya. (*)