Selama empat hari ke depan, 150 tahanan Palestina dan 50 sandera Israel akan dibebaskan.
Selama bertahun-tahun dipenjara, Bakeer telah menjadi semacam tokoh politik, mewakili semua tahanan perempuan sebelum pemerintahan di penjara Damon di Israel utara, tempat tahanan perempuan Palestina dan anak di bawah umur ditahan.
Setelah serangan Hamas pada tanggal 7 Oktober, Israel memindahkan Bakeer, bersama dengan pemimpin penjara lainnya, ke penjara lain, di Jalame, dan menempatkannya di sel isolasi.
Baca Juga:Limar Penerang di Wilayah Tak Terjangkau PLN, Nazava: Air Sumur, PDAM, Hujan Langsung Dapat DiminumJabatan Utama Angkatan Darat Masih Kosong
Selama lebih dari enam minggu, dia tidak diizinkan berkomunikasi dengan sesama narapidana atau menerima informasi apa pun dari dunia luar.
“Itu adalah masa yang sangat sulit karena mereka menjauhkan saya dari yang lain, dan itu terjadi selama perang. Saya tidak tahu apa yang terjadi pada mereka dan itu sangat mempengaruhi saya,” katanya kepada Al Jazeera.
“Yang lebih sulit lagi adalah saya tidak tahu apa pun tentang keluarga saya. Tapi saya tahu Tuhan akan melindungi mereka,” tambahnya.
Bakeer dikeluarkan dari selnya pada hari Rabu tetapi mengatakan dia tidak diberitahu apa yang terjadi.
“Ketika saya tidak kembali ke sel saya, saya tahu ada kesepakatan yang sedang dinegosiasikan, tapi saya tidak tahu apa rinciannya,” jelasnya.
Dia baru diberitahu pada Jumat pagi bahwa dia akan meninggalkan penjara.
Menjelang pembebasan Bakeer, keluarganya mengatakan mereka tidak memiliki informasi kapan dia akan pulang sampai pasukan Israel menyerbu rumah mereka dan meminta semua kerabat dan tamu untuk pergi. Mereka memperingatkan agar tidak menunjukkan kegembiraan atau perayaan apa pun atas kedatangan Bakeer, kata keluarga tersebut.
Baca Juga:Prabowo Janjikan Makan Gratis untuk Ibu Hamil dan Anak untuk Atasi StuntingMantan Ketua Hakim Anwar Usman Gugat Penggantinya
Ayah Bakeer, Jawdat, dibawa untuk diinterogasi di kantor polisi di Yerusalem dan diperingatkan agar keluarganya tidak menunjukkan tanda-tanda kegembiraan atas pembebasan Marah.
“Marah pulang ke rumah kami hari ini. Kami baru saja menerimanya tetapi mereka [pasukan Israel] mengancam akan menyerbu rumah dan menangkap saya jika kami merayakannya,” katanya kepada Al Jazeera.
Pasukan Israel juga memblokir semua akses masuk ke lingkungan tempat rumah keluarga Bakeer berada. Mereka telah menempatkan tentara di depan rumah, memastikan tidak ada kelompok yang berkumpul.