CALON presiden Ganjar Pranowo pada Jumat bertemu dengan dua tokoh masyarakat, pastor Jesuit Franz-Magnis Suseno dan mantan wakil presiden Boediono, hanya beberapa hari sebelum musim kampanye pemilu 2024 resmi dimulai.
Mantan gubernur Jawa Tengah ini duduk bersama Franz, seorang sarjana filsafat berpengaruh dan pembela pluralisme, di Sekolah Tinggi Filsafat Driyarkara Jakarta pada Jumat pagi, di mana mereka berbicara tentang pentingnya kenegarawanan dan peran elit politik dalam menjunjung tinggi demokrasi. demokrasi bangsa.
“Indonesia masih memiliki masa depan cerah,” kata Franz, seperti dikutip kantor berita Antara.
Baca Juga:Hamas membebaskan 13 tawanan Israel dan empat warga Thailand setelah penundaan selama berjam-jamKeluarga merayakan kembalinya tahanan Palestina yang dibebaskan
“Tetapi kita harus mengatasi permasalahan yang kita hadapi saat ini, seperti korupsi [dan] menurunnya demokrasi.”
Dalam pertemuannya, Franz menghadiahkan Ganjar dua buku yang ditulisnya, Etika Politik dan Keyakinan dalam Tantangan. Politisi Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) itu mengatakan mereka akan “membekali [dia] dengan cerita tentang etika dan moral berpartisipasi” dalam kehidupan publik.
Politik bukan tentang memenangkan orang kiri atau kanan, tapi berhasil, memajukan bangsa Indonesia,” ujarnya.
“Kita harus berkomitmen kembali pada integritas dan kejujuran.”
Seorang ahli dalam politik Indonesia dan juga norma-norma budaya Jawa, filsuf kelahiran Jerman ini termasuk salah satu tokoh yang paling menonjol dalam memperjuangkan pluralisme dan salah satu tokoh terkemuka dalam pemberantasan korupsi.
Ganjar mengaku akan menghormati keputusan Franz yang tetap netral, mengakui posisinya sebagai tokoh masyarakat dari lembaga keagamaan.
Siang harinya, Ganjar mengunjungi Boediono, ekonom yang menjabat wakil presiden pada periode kedua pemerintahan Susilo Bambang Yudhoyono, di kediaman pribadinya di Gondangdia, Jakarta Pusat.
Ganjar mengaku datang untuk meminta wawasan dan nasihat Boediono dalam mengelola perekonomian negara, termasuk bagaimana “manajemen kelembagaan yang baik, manajemen sumber daya manusia yang baik, dan program yang baik”.
Baca Juga:Limar Penerang di Wilayah Tak Terjangkau PLN, Nazava: Air Sumur, PDAM, Hujan Langsung Dapat DiminumJabatan Utama Angkatan Darat Masih Kosong
“Waktu saya di pemerintahan, atau bahkan sejak Orde Baru, saya bukan pengambil keputusan, tapi saya paham informasi. Saya mencoba menjawab pertanyaannya tentang ekonomi dan pembangunan,” kata Boediono seperti dikutip Antara.
Ganjar mencalonkan diri bersama pasangannya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan Mahfud MD. Pasangan mereka didukung oleh PDI-P dan anggota aliansi politiknya. Mereka akan melawan calon presiden, Prabowo Subianto dan pasangannya Gibran Rakabuming Raka, putra tertua Presiden Joko “Jokowi” Widodo, serta mantan gubernur Jakarta Anies Baswedan dan calon wakil presiden Muhaimin Iskandar.