PRESIDEN Prancis Emmanuel Macron baru-baru ini mengatakan kepada delegasi negara-negara mayoritas Muslim bahwa Prancis “tidak memiliki standar ganda” terhadap konflik Israel-Gaza yang membawa bencana.
Macron pada Rabu waktu setempat menjadi tuan rumah kunjungan para menteri luar negeri Organisasi Kerja Sama Islam (OKI) di Paris. Prancis menjadi perhentian keempat tur diplomatik OKI yang bertujuan untuk menggalang dukungan dari anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Menurut klip pertemuan yang ditampilkan di akun resmi Macron di platform media sosial X, ia telah memberi tahu delegasi OKI tentang sikap Prancis terhadap perang tersebut. Presiden Prancis mengatakan Paris mengutuk serangan militan Hamas terhadap Israel pada 7 Oktober. Meskipun Prancis mengakui hak Israel untuk membela diri, negara Eropa tersebut mengutuk pembunuhan warga sipil.
Baca Juga:Ketua KPK Firli Bahuri Dilarang Bepergian ke Luar NegeriBegini Ulasan Gencatan Senjata Antara Israel dan Hamas?
“Kami mengutuk pemboman terhadap warga sipil dan infrastruktur sipil. Karena tidak ada standar ganda bagi Prancis,” kata Macron.
Menteri Luar Negeri Indonesia Retno Marsudi mengungkapkan lebih detail mengenai pertemuan tersebut – yang menurutnya berlangsung cukup lama – dalam pernyataan pers terpisah.
“Para menteri [OKI] menyambut baik pernyataan Presiden Macron tentang ‘tidak ada standar ganda untuk Perancis’. Para menteri berharap Perancis akan menggunakan pengaruhnya untuk membujuk negara-negara lain agar tidak memiliki standar ganda terhadap masalah Palestina. Para menteri OKI juga menyerukan gencatan senjata permanen dan bantuan kemanusiaan tanpa hambatan,” kata Retno.
Para diplomat OKI juga mengadakan pertemuan terpisah dengan timpalannya dari Prancis Catherine Colonna. Menurut Retno, kelompok tersebut mengatakan kepada Colonna bahwa mereka ingin melihat Dewan Keamanan PBB mengeluarkan resolusi – khususnya mengenai bantuan kemanusiaan – yang lebih kuat dan komprehensif.
Awal pekan ini, delegasi OKI telah singgah di Tiongkok, Rusia, dan Inggris – yang semuanya merupakan anggota tetap Dewan Keamanan PBB. Namun, Prancis adalah satu-satunya negara dari empat negara yang presidennya menjadi tuan rumah bagi para menteri OKI. Dalam pertemuan-pertemuan sebelumnya, perwakilan OKI hanya bertemu dengan sesama menteri luar negeri – Wang Yi dari Tiongkok, Sergey Lavrov dari Rusia, dan David Cameron dari Inggris. OKI melewatkan kunjungan ke Amerika meskipun mereka juga memperoleh kursi tetap di Dewan Keamanan PBB. (*)