RUSIA menawarkan kerja sama dengan Indonesia dalam bidang pembangkit listrik tenaga nuklir sambil mengatakan bahwa kerja sama tersebut dapat mencakup kemungkinan pembiayaan hingga pengembangan tenaga kerja.
Duta Besar Rusia untuk Indonesia Lyudmila Vorobieva mengatakan kepada wartawan pada hari Rabu bahwa Moskow ingin membantu negara Asia Tenggara tersebut memanfaatkan energi nuklir. Menurut Vorobieva, 20 persen listrik Rusia saat ini berasal dari pembangkit listrik tenaga nuklir. Rusia adalah rumah bagi pembangkit listrik tenaga nuklir pertama di dunia yang menghasilkan listrik secara komersial. Pembangkit listrik ini – yang berhenti menghasilkan listrik pada tahun 2002 setelah beroperasi selama 48 tahun – terletak di kota Obninsk.
“Kapan pun pemerintah Anda siap untuk memasukkan pembangkit listrik tenaga nuklir ke dalam sistem [Indonesia], kami siap membantu Anda. Rusia memiliki pengalaman panjang dalam menggunakan energi tenaga nuklir,” kata Vorobieva pada konferensi pers di Jakarta, Rabu.
Baca Juga:Ketua KPK Firli Bahuri Jadi Tersangka Kasus Pungli27 Mantan Narapidana Korupsi Berebut Kursi DPR
Vorobieva mengklaim bahwa tingkat keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir Rusia saat ini “lima atau enam kali lebih tinggi” dibandingkan tingkat keamanan pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl dan Fukushima, yang merupakan lokasi terjadinya bencana nuklir yang menghancurkan. Dan berdasarkan apa yang dia dengar dari para pejabat Indonesia, reaktor kecil akan lebih cocok untuk negara kepulauan.
“Ada teknologi pembangkit nuklir terapung. Di sinilah kami menempatkan reaktor kecil di kapal dan kemudian merapat ke mana saja. Negara-negara lain masih dalam tahap desain pembangkit listrik tenaga nuklir terapung, tapi kami sudah memiliki satu pembangkit listrik tenaga nuklir yang beroperasi,” kata Vorobieva.
Rusia sudah mengambil bagian dalam proyek pembangkit listrik tenaga nuklir di luar negeri, menurut Vorobieva. Sebagai contoh, Rusia mendanai 90 persen proyek senilai $12,65 miliar untuk pembangkit listrik tenaga nuklir pertama Bangladesh di Rooppur. Pinjaman Rusia dapat dilunasi dalam waktu 28 tahun, dengan masa tenggang 10 tahun.
Menurut Vorobieva, pembangkit listrik tenaga nuklir dapat membantu Indonesia mencapai impian menjadikan ibu kota barunya, Nusantara, sebagai kota hijau. “Pembangkit listrik tenaga nuklir tidak mengeluarkan emisi. Yang ada hanyalah sampah. Namun kita sudah memiliki teknologi untuk menangani limbah nuklir,” kata Vorobieva.