ORGANISASI Kerjasama Islam (OKI) sedang mencari dukungan Tiongkok untuk gencatan senjata segera di Gaza yang dilanda perang.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengunjungi ibu kota Tiongkok, Beijing, untuk mengumpulkan dukungan dari anggota tetap Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB). Retno tidak sendirian dalam perjalanannya ke Beijing pada hari Senin. Dia datang bersama rekan-rekannya dari Saudi, Yordania, Mesir, dan Palestina. Sekretaris Jenderal OKI Hissein Brahim Taha juga hadir dalam pertemuan dengan Menteri Luar Negeri Tiongkok Wang Yi.
“Kunjungan kami ke Beijing… adalah untuk mengumpulkan dukungan, khususnya dari anggota tetap Dewan Keamanan PBB, yang lebih dikenal sebagai P5. Kami meminta dukungan mereka untuk segera melakukan gencatan senjata dan memungkinkan pengiriman bantuan kemanusiaan tanpa gangguan,” kata Retno dalam rekaman keterangan pers, Senin.
Baca Juga:DPR Kukuhkan Jenderal Agus Subiyanto sebagai Panglima TNI BaruIndonesia Kirim Bantuan Kemanusiaan senilai $2 Juta ke Palestina
Tiongkok adalah salah satu dari lima anggota tetap Dewan Keamanan PBB, selain Rusia, AS, Prancis, dan Inggris. Beijing juga saat ini memimpin badan utama untuk menjaga perdamaian dan keamanan internasional.
Menurut Retno, kunjungan OKI ke Beijing merupakan tindak lanjut dari resolusi yang diadopsi kelompok negara-negara mayoritas Muslim pada awal bulan ini pada pertemuan puncak bersama dengan Liga Arab. Resolusi tersebut mengamanatkan menteri luar negeri Arab Saudi, Yordania, Mesir, Qatar, Turki, Indonesia, dan Nigeria untuk membantu memulai tindakan internasional untuk menghentikan perang Gaza.
“OKI berharap China dapat mendukung apa yang dilakukan para menteri luar negeri OKI seiring rencana Dewan Keamanan PBB mengadakan pertemuan tingkat menteri mengenai situasi Gaza akhir bulan ini,” kata Retno.
Menteri mengungkapkan bahwa para diplomat OKI berencana mengunjungi Moskow di Rusia untuk alasan yang sama keesokan harinya.
Sebuah rumah sakit Indonesia di Gaza baru-baru ini diserang Israel yang menewaskan sedikitnya selusin orang. Kementerian Luar Negeri kehilangan kontak dengan tiga WNI yang menjadi relawan di rumah sakit tersebut.
“Serangan itu jelas merupakan pelanggaran terhadap hukum kemanusiaan internasional. Semua negara, terutama yang mempunyai hubungan dekat dengan Israel, harus menggunakan seluruh pengaruh dan kemampuannya untuk mendesak Israel menghentikan kekejamannya,” kata Retno.