PRESIDEN AS Joe Biden mengulangi seruannya terhadap solusi dua negara untuk mengakhiri konflik antara Israel dan Palestina ketika perang di Gaza terus berkecamuk dan telah menewaskan lebih dari 11.000 warga Palestina hanya dalam waktu sebulan.
Berbicara pada konferensi pers di Woodside, California pada hari Kamis, Biden mengatakan perang akan berhenti ketika Hamas tidak lagi memiliki kapasitas untuk membunuh dan “melakukan hal-hal mengerikan” terhadap Israel.
“Saya bukan peramal. Saya tidak dapat memberi tahu Anda berapa lama hal ini akan berlangsung. Namun saya dapat memberitahu Anda bahwa saya rasa hal ini tidak akan berakhir sampai ada solusi dua negara,” kata Biden dalam konferensi pers, yang transkripnya diposting di situs Gedung Putih.
Baca Juga:Indonesia Diberikan Tambahan Kuota 20.000 Jamaah HajiJokowi: Indonesia Akan Selalu Menyerukan Gencatan Senjata di Gaza
“Saya telah menjelaskan kepada Israel bahwa saya pikir adalah kesalahan besar bagi mereka untuk berpikir bahwa mereka akan menduduki Gaza dan mempertahankan Gaza. Menurutku itu tidak berhasil.”
Biden menambahkan bahwa dia telah menjelaskan kepada Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu dan “kabinet perangnya” bahwa “satu-satunya jawaban akhir adalah solusi dua negara yang nyata.”
Konferensi pers tersebut digelar usai pertemuannya dengan Presiden China Xi Jinping di sela-sela konferensi Koperasi Ekonomi Asia-Pasifik (APEC) di California.
Empat hari sebelumnya, Biden menerima Presiden Joko “Jokowi” Widodo di Gedung Putih untuk membahas Kemitraan Strategis Komprehensif AS-Indonesia serta isu-isu bilateral dan internasional yang mendesak, termasuk perang di Gaza.
Kedua pemimpin bertukar pandangan mengenai krisis yang sedang berlangsung di Gaza dan masing-masing menyatakan posisi nasionalnya. Presiden Jokowi juga menyampaikan pesan persatuan pada KTT Gabungan Arab-Islam di Riyadh pada 11 November.
“Para pemimpin sepakat bahwa mereka harus bekerja sama dan dengan mitra regional lainnya untuk mewujudkan perdamaian abadi melalui solusi dua negara,” kata Kedutaan Besar AS di Jakarta dalam sebuah pernyataan. (*)