Kesenjangan hanya terlihat di dua kota terakhir. Secara politis, Prabowo-Gibran tampaknya akan unggul. Ganjar-Mahfud mendapat dukungan 147 kursi (25,56 persen) di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR), terdiri dari PDI-P (128 kursi) dan PPP (19 kursi). Anies-Muhaimin mendapat dukungan dari 167 kursi (29,05 persen), yang berasal dari NasDem (59), PKS (59), dan PKB (58).
Sedangkan Prabowo-Gibran unggul jauh dengan perolehan 261 kursi (45,39 persen) yang terdiri dari Gerindra (78), Golkar (85), PAN (44), dan Partai Demokrat (54).
Modal keempat, elektabilitas, menjadi yang paling berpengaruh. Pemilihan Umum merupakan momen krusial dalam kehidupan politik suatu negara, dimana masyarakat mempunyai kesempatan untuk memilih pemimpin dan wakilnya untuk mewujudkan aspirasi bersama.
Baca Juga:Densus 88 Tangkap Terduga Teroris di Sulawesi dan Jawa TengahTeknologi Filter Air Nazava dari Lumbung Indonesia, Air Sumur yang Keruh Disulap Jadi Air Minum Tanpa Dimasak
Dalam proses ini, konsep elektabilitas menjadi “arena” utama persaingan para kandidat, sekaligus menjadi indikator krusial bagi kinerja mereka di panggung politik ke depan.
Jajak pendapat elektabilitas
Elektabilitas adalah ukuran persepsi kemampuan seorang kandidat atau partai politik untuk memenangkan pemilu, berdasarkan opini populer. Namun hal ini lebih dari sekedar popularitas, melainkan dukungan nyata yang dapat diterjemahkan menjadi suara pada hari pemilu. Dalam konteks politik, elektabilitas ibarat “mata uang” yang menunjukkan kredibilitas dan peluang kemenangan seorang kandidat.
Elektabilitas yang tinggi mencerminkan penerimaan dan kepercayaan yang kuat dari pemilih, sehingga dapat berdampak pada keberhasilan pemilu. Hal ini juga dapat menarik dukungan finansial dari berbagai pihak, baik perorangan maupun korporasi. Dukungan ini penting untuk kampanye yang efektif, untuk mendanai belanja iklan, rapat umum, dan kegiatan publik lainnya yang dapat meningkatkan visibilitas kandidat.
Elektabilitas yang kuat juga turut membangun citra positif kandidat di mata pemilih. Elektabilitas yang tinggi cenderung menarik pemberitaan media, sehingga dapat mempengaruhi opini publik secara luas.
Elektabilitas tidak sekedar mengacu pada jumlah suara yang diperoleh seorang kandidat pada hari pemilu, namun mencerminkan kepercayaan dan dukungan masyarakat. Dalam politik modern yang sangat kompetitif, memiliki elektabilitas yang tinggi menjadi kunci keberhasilan meraih jabatan politik.
Berdasarkan jajak pendapat elektabilitas baru-baru ini yang dilakukan pada akhir Oktober hingga awal November, Prabowo-Gibran mendominasi hampir semua jajak pendapat. Dalam survei Indo Barometer terhadap 1.230 responden, pasangan Prabowo-Gibran memperoleh 34,2 persen, disusul Ganjar-Mahfud (26,2 persen) dan Anies-Muhaimin (18,3 persen).