Henry Hidayatullah, yang juga ketua komite eksekutif MER-C, mengatakan “tidak pernah ada terowongan” yang menghubungkan rumah sakit Indonesia dengan wilayah lain di kota tersebut.
“Sejak awal, rumah sakit ini dirancang … untuk digunakan oleh pasien medis dan tidak memiliki fungsi lain selain berfungsi sebagai rumah sakit semata,” katanya.
Kementerian Luar Negeri Indonesia mengatakan Rumah Sakit Indonesia adalah “salah satu dari sedikit Rumah Sakit yang masih berfungsi di Gaza” dan telah merawat pasien melebihi kapasitasnya.
Baca Juga:Persahabatan Israel-Indonesia Punya Potensi Besar, Begini Penjelasan Alumni UGM Heru SubagiaBumi Karuhun Lik Dul, Ada Medan Magnetik Bila Menginap di Homestay dan Resto Di Sini
“Rumah Sakit Indonesia di Gaza adalah fasilitas yang dibangun Indonesia sepenuhnya untuk tujuan kemanusiaan dan melayani kebutuhan medis masyarakat Palestina di Gaza,” kata Kementerian Dalam Negeri dalam pernyataan yang dikeluarkan pada Selasa (7/11)
Lebih dari 9.700 warga Palestina telah terbunuh di Gaza sejak bulan lalu. Serangan udara Israel telah menghantam rumah sakit, ambulans, sekolah dan kamp pengungsi, ketika Tel Aviv memutus pasokan makanan, bahan bakar, air dan listrik ke daerah kantong tersebut.
“Menteri Luar Negeri Indonesia (Retno Marsudi) secara konsisten mengutuk dan menyerukan penghentian segala serangan sembarangan terhadap sasaran sipil, terutama fasilitas kemanusiaan di Gaza, termasuk rumah sakit dan ambulans,” kata kementerian tersebut. (*)