SURVEI Status Gizi Indonesia (SSGI) 2022 oleh Kementerian Kesehatan, mengungkapkan prevalensi stunting di Indonesia ada di 21,6%, sementara di Jawa Barat mencapai 20,2%, serta Kota Banjar mempunyai prevalensi balita stunting sebesar 19,3%.
Angka-angka ini masih lebih tinggi dari prevalensi rata-rata stunting dunia sebesar 20%, dan masih jauh dari target Presiden Jokowi yang menginginkan angka stunting turun hingga 14% pada 2024.
Ketua Kagama Bandung Raya, Abdullah Muhaimin menyampaikan gerakan peduli stunting merupakan suatu langkah penting yang harus dilakukan pemerintah untuk memastikan pelaksanaan rencana kegiatan intervensi pencegahan dan penurunan stunting.
Baca Juga:JAMIN Dorong Pembangunan Berdikari Berbasis Pengetahuan dan Nilai TambahKemlu Akan Evakuasi 7 WNI dari Gaza, 3 Relawan Tetap Tinggal
“Saya berharap dalam gerakan peduli stunting adalah adanya komitmen dan semangat kebersamaan dari semua lintas sektor untuk bersama-sama melakukan pencegahan stunting di Kota Banjar.” terangnya, Jumat (3/11).
Menurut Abdullah, komitmen ini bukan saja di atas kertas, tapi sungguh-sungguh dilakukan dengan sepenuh hati, dan menjadi tugas dan tanggungjawab bersama untuk memaksimalkan sesuai SK Tim Penanggulangan dan Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) tahun 2023.
Diketahui, gerakan peduli stunting akan dilakukan di Lapangan Bakti Kota Banjar, 5 November 2023. (*)