“Kami menentang pemindahan ke tempat mana pun, dalam bentuk apa pun, dan kami menganggapnya sebagai garis merah yang tidak akan kami izinkan untuk dilintasi,” Nabil Abu Rudeineh, juru bicara Presiden Palestina Mahmoud Abbas, mengatakan kepada AP.
“Apa yang terjadi pada tahun 1948 tidak boleh terjadi lagi.” Proposal tersebut kemungkinan besar juga akan membuat Mesir khawatir – negara Arab pertama yang mengakui Israel pada tahun 1979.
Mesir belum menanggapi surat kabar Israel tersebut namun menolak menerima pengungsi dari Gaza, dan menyarankan agar mereka direlokasi ke Gurun Negev Israel hingga Israel melakukan serangan Gaza berakhir.
Baca Juga:Projo Ganjar Jawa Barat Susuri Jabar & Misi Rebut Kantong TerbesarGeram Gembok 2 Kali, Pecatan Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon Duga Ada Permainan Penentuan Nama DCT di Internal
Dua opsi lain yang dipertimbangkan dalam laporan Kementerian Intelijen adalah mengembalikan Otoritas Palestina yang berbasis di Tepi Barat berkuasa di Gaza, atau mendukung rezim Palestina lainnya.
Namun usulan tersebut ditolak karena berbagai alasan, termasuk ketidakmampuan untuk mencegah serangan Hamas terhadap Israel di masa depan. (*)