Advokaat memulai pencariannya untuk menemukan sisa-sisa Argoland sekitar tujuh tahun yang lalu ketika ia mempelajari asal usul batuan di pulau Sulawesi, Indonesia, dan merekonstruksi pergerakan benua yang lebih luas di wilayah ini sepanjang zaman geologis.
Dia bekerja sama dalam proyek ini dengan van Hinsbergen, yang sebelumnya menemukan benua Gondwana lain yang hilang, yang disebut Greater Adria, yang kini terkubur 1.000 mil di bawah Eropa.
Dengan bantuan pengamatan paleomagnetik yang baru dirilis, tim kini yakin bahwa mereka telah memecahkan hilangnya Argoland secara misterius.
Baca Juga:Israel Akui Laporan Internal Soal Paksa Seluruh Warga Gaza Masuk MesirProjo Ganjar Jawa Barat Susuri Jabar & Misi Rebut Kantong Terbesar
Upaya-upaya sebelumnya untuk menemukan benua ini di Asia Tenggara digagalkan oleh usia batuan yang campur aduk secara aneh di wilayah ini, yang tidak sesuai dengan perkiraan bahwa hanya ada satu daratan yang terkubur.
Advokaat dan van Hinsbergen sekarang mengusulkan bahwa benua ini sudah merupakan perpaduan dinamis antara pulau-pulau dan cekungan samudera ketika memisahkan diri dari Australia pada zaman Jurassic, sehingga memperumit kisah pergerakannya ke utara.
Bagian bawah Argopelago akhirnya tertelan oleh zona subduksi Palung Sunda, sebuah garis patahan tempat lempeng benua Indo-Australia terdorong ke dalam mantel bumi oleh lempeng benua Eurasia.
Selama proses ini, sebagian kerak atas benua yang telah lama hilang “dilepaskan” ke daratan dan dasar laut yang masih bertahan hingga saat ini.
Latar belakang ini membantu menjelaskan bagaimana sisa-sisa Argoland akhirnya bertumpuk bersama lapisan batuan lain dengan usia yang sangat beragam.
“Hanya di tempat-tempat kecil, kita memiliki jendela seperti ini di mana kita dapat melihat material kerak yang lebih tua di permukaan, dan sebagian besar hanya ditutupi oleh sedimen yang lebih muda,” kata Advokaat.
“Ini sangat terfragmentasi, tetapi apa yang diungkapkan memberi Anda banyak informasi.”
Baca Juga:Geram Gembok 2 Kali, Pecatan Ketua DPD PAN Kabupaten Cirebon Duga Ada Permainan Penentuan Nama DCT di InternalPantai Drini Yogyakarta, Ketenangan yang Menghilangkan Rasa Lelah
“Hal utama yang ingin kami lakukan adalah mencari tahu kapan cekungan tersebut terbuka, dan saat itulah [Argoland] mulai terkoyak,” lanjutnya.
“Itulah yang kami cari. Kami mencoba menghilangkan semua peristiwa deformasi ini, sehingga kami benar-benar mengembalikannya seperti semula.”
Untuk mencapai tujuan tersebut, Advokaat berencana untuk terus menyatukan teka-teki geologis dalam sejarah wilayah tersebut, termasuk kisah tentang bagaimana Argoland mula-mula mulai terpecah pada awal zaman dinosaurus, dan bagaimana Argoland tertanam dalam strata Asia Tenggara pada tahun 1970-an.