Lawuh Ndeso, Kerinduan Masakan Rumahan Salatiga

Lawuh Ndeso, Kerinduan Masakan Rumahan Salatiga
0 Komentar

SALAH satu gang di Salatiga, Lawuh Ndeso, selalu dipadati pengunjung yang ingin mencicipi masakan rumahan khas Jawa Tengah yang terkenal, yaitu brongkos, lodeh (campuran sayur dalam kuah kelapa gurih), sayur asem (campuran sayur dalam kuah asam manis). ), sayur bening (sup sayur bening) dan masakan Jawa lainnya.

Kata “Lawuh Ndeso” mengacu pada beragam masakan Jawa yang disajikan dengan gaya sederhana namun menggoda. Aneka masakan disajikan dalam mangkok blirik, mangkok kalengan khas tradisional, di konter pajangan.

Para tamu dapat memilih item menu yang diinginkan dari petugas di belakang konter.

Baca Juga:Masakan asli Bali di Made’s Warung JakartaSitus Pemandian Air Panas Zaman Kerajaan Kuno Ditemukan di Kompleks Bandara Kediri

Sebagai warga Jakarta, saya sangat antusias melihat makanan tradisional Jawa di depan mata. Saya tidak ingat kapan terakhir kali saya makan brongkos atau masakan sayur lainnya.

Karena tidak bisa menentukan makanan mana yang akan dipilih, atau mungkin ingin memiliki semua menunya, saya memutuskan untuk memilih sepiring nasi merah dan brongkos.

Brongkos adalah sup sayuran unik yang terdiri dari tahu Indonesia, kacang hitam, daging, gula aren, cabai, aneka bumbu, santan, dan telur. Hampir semua makanan bergizi yang Anda perlukan dalam sebuah hidangan!

Tapi brongkos saja tidak cukup! Saya harus mencoba dan menikmati hidangan lainnya. Gorengannya (tahu goreng atau tempe), pepes (ikan atau ayam yang dibungkus pisang lalu dikukus atau dibakar), dan tahu bacem (tahu yang direbus dengan air kelapa, bumbu dan gula jawa hingga kering) dan terlihat begitu menggoda sambil melambai ke arahku.

Rasanya berbeda-beda, meski beberapa warteg kecil di Jakarta juga memiliki menu yang sama. Nasi merah panas yang menyatu dengan berbagai menu pilihan saya dari konter kemudian disajikan dengan indah di meja saya.

Tahu bacem asli Jawa terasa lebih manis dan enak di sini. Semua makanannya, terutama brongkosnya, benar-benar memuaskan selera saya yang rindu masakan rumahan.

Lawuh Ndeso semakin ramai menjelang jam makan siang, dan masyarakat setempat masih tetap makan siang di sana, membuktikan bahwa restoran tersebut populer di kalangan penduduk setempat dan tetap mematok harga yang murah.

0 Komentar