INDONESIA mengutuk keras agresi Israel yang masih berlangsung terhadap warga sipil di Gaza, Palestina.
Pemerintah juga mendesak Dewan Keamanan Perserikatan Bangsa-Bangsa (DK PBB) segera bertindak menghentikan konflik tersebut.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menegaskan Dewan Keamanan PBB tidak boleh tinggal diam atas bencana dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang sedang terjadi di Palestina, seperti dilansir Kemlu.go.id, Rabu (25/10).
Baca Juga:Tiket Prabowo-Gibran Mendaftar Pencalonan 2024Prabowo-Gibran Naik Maung dan Ditemani Massa Pendukungnya Daftarkan Pencalonannya ke KPU
Menurutnya, DK PBB mempunyai tanggung jawab besar untuk mengatasi situasi di Gaza dan akar konflik, serta memastikan terwujudnya solusi dua negara.
“Saya ingin mengingatkan bahwa Dewan Keamanan memiliki tanggung jawab besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, tidak membiarkan perang berlarut-larut, atau membantu salah satu pihak untuk melanjutkan perang,” kata Retno di Pertemuan Tingkat Tinggi Dewan Keamanan PBB. Debat Terbuka di New York, Selasa (24/10).
Dalam pertemuan tersebut, Retno juga mempertanyakan peran DK PBB dalam mendorong terbukanya akses bantuan kemanusiaan.
“Kapan DK PBB akan menghentikan perang di Gaza, mewujudkan gencatan senjata, membuka akses bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan warga sipil, dan mengakhiri pendudukan ilegal oleh Israel?” tanya Retno.
“Berapa banyak lagi nyawa yang harus dikorbankan sebelum DK PBB mengambil tindakan?” dia menekan.
Indonesia juga menyerukan suara bersatu untuk menghentikan kekerasan dan fokus pada masalah kemanusiaan.
“Tolong gunakan kekuatan besarmu untuk kemanusiaan. Warga Palestina berhak mendapatkan persamaan hak dan perlakuan, kita semua adalah manusia,” imbaunya.
Baca Juga:Praktisi Hukum: Studi Lapangan Tingkatkan Kemampuan Kepekaan Analisis MasalahNukila Evanty Ajak Masyarakat Sipil Berkontribusi Dalam Penghapusan Perdagangan Manusia
Meningkatnya eskalasi antara Israel dan Palestina sejak 7 Oktober membuat situasi kedua negara semakin tegang. Ratusan nyawa melayang dan ribuan orang terluka akibat perang yang berkecamuk. (*)