INDONESIA mendesak Dewan Keamanan PBB (DK PBB) segera bertindak untuk menghentikan eskalasi konflik antara Israel dan Palestina di Gaza dan menyelesaikan krisis kemanusiaan yang terjadi saat ini, menurut Kementerian Luar Negeri Indonesia seperti dilansir dari kemlu.go.id.
Setiap detik yang terbuang tanpa adanya tindakan nyata dari DK PBB berdampak buruk bagi warga Palestina di Gaza. Indonesia mengutuk keras agresi Israel yang terus berlanjut terhadap warga sipil di Gaza (24/10).
“Saya hanya ingin mengingatkan DK PBB bahwa anda mempunyai tanggung jawab yang besar untuk menjaga perdamaian dan keamanan, bukan untuk memperpanjang perang, tidak untuk mendukung pihak manapun untuk melanjutkan perang,” ujar Menlu RI pada acara High Level Open DK PBB. Perdebatan mengenai situasi Timur Tengah yang digelar di New York, 24-25 Oktober 2023.
Baca Juga:10 Negara dengan Wajib MiliterKeluarga Ungkap 5 Poin Unsur Kesengajaan dan Perencanaan Tewasnya Bripda IDF
Menlu juga menyampaikan, DK PBB tidak boleh berdiam diri menyaksikan bencana dan kejahatan terhadap kemanusiaan yang terjadi di Palestina. Penyerangan terhadap rumah sakit dan tempat ibadah, blokade listrik, air, bahan bakar, hingga pengusiran warga Gaza yang dilakukan Israel atas nama hukuman kolektif. Pada saat yang sama, warga sipil disandera dan nyawa mereka berada dalam bahaya kritis.
“Saya datang ke sini untuk bertanya kepada Dewan. Bagaimana Anda akan menjalankan tanggung jawab Anda? Kapan Anda akan menghentikan perang di Gaza? Menciptakan gencatan senjata, membuka akses bantuan kemanusiaan, menyerukan pembebasan segera warga sipil, menghentikan pendudukan ilegal Israel?” tanya Menlu.
Ia menambahkan, setiap detik yang terbuang karena perbedaan politik dan kegagalan mencapai konsensus merupakan kerugian bagi umat manusia dan memperburuk ketidakstabilan.
“Berapa banyak lagi nyawa yang harus binasa sebelum Dewan pada bulan Agustus ini mengambil tindakan?” tanyanya.
Retno menegaskan, Indonesia tidak membuang-buang waktu untuk memobilisasi dukungan internasional agar tindakan segera diambil. Melalui pertemuan OKI, ASEAN, dan ASEAN-GCC, D8, Indonesia mendorong untuk mendesak penghentian kekerasan dan fokus pada krisis kemanusiaan.
Indonesia mendesak tiga hal untuk segera dilakukan, yaitu:
Pertama, seruan terpadu untuk segera melakukan gencatan senjata.