SEMUA pihak diminta agar mewaspadai campur tangan asing dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Keterlibatan intelijen asing ini memang tidak bisa dihindari. Demikian dikatakan Ketua Segabon (Sedulur Ganjar Cirebon) Heru Purwanto.
“Kini, menghadapi perhelatan Pilpres Indonesia 2024 yang satu tahun ke depan — sepertinya sulit dibuktikan, namun dapat dirasakan adanya indikasi perang intelijen,” ungkap Heru saat komunitas relawannya yang tergabung di Segabon menjalani verifikasi dari Tim Koordinasi Relawan Pemenangan Pilpres (TKRPP) Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDIP) Kota Cirebon, Senin malam (23/10).
Bersikap hati-hati, katanya, dalam pemilihan presiden mendatang merupakan keharusan bagi setiap pemilih. Sebab, jika tidak, Indonesia akan menjadi bagian dari hegemoni Amerika yang nyata-nyata ingin mencengkram bumi pertiwi dalam genggamannya.
Baca Juga:Tiongkok Sebut Tindakan AS Dukung Filipina di Wilayah Terumbu Karang Laut China Selatan, ProvokasiBMKG Prediksi 10 Persen Wilayah Indonesia Masuk Musim Hujan Akhir Oktober
Menurut Heru, dunia internasional dalam hal ini Amerika Serikat dinilai punya kepentingan dalam Pilpres Indonesia 2024, dirinya menduga negara ini punya kepentingan dan agenda besar menjadikan Indonesia sebagai mitra strategis mereka. AS dan Eropa pasti butuh Indonesia. Itu wajar, karena Indonesia memiliki sumber kekayaan alam yang sangat melimpah.
Lebih lanjut Heru mengatakan wajar AS dan Eropa punya kepentingan di setiap Pilpres Indonesia, kita bisa lihat 2 periode Presiden Joko Widodo berkuasa. Pada saat kampanye Pilpres 2024 mendatang yang akan berlangsung selama 75 hari mulai 28 November 2023 hingga 10 Februari 2024, dipastikan akan banyak pendapat yang mengatakan akan terjadi perang intelijen dalam Pilpres Indonesia 2024.
Semua pihak diminta agar mewaspadai campur tangan asing dalam Pemilihan Umum (Pemilu) 2024. Heru Purwanto menyebut, ada potensi tangan asing bermain yanng bisa berdampak krusial.
“Sering kali tangan-tangan luar negeri bermain baik secara inkonstitusional atau konstitusional. Pasti kaya begitu, kita tidak bisa menafikan hal tersebut,” katanya.
Heru mengatakan beberapa negara kadang ingin mendikte siapa yang harus menjadi pemimpin di negara lain. Aksi itu erat hubungannya dengan permainan intelijen.
Ia mencontohkan hal lainnya, yakni calon pemimpin di negara tetangga yang mendapat dana kampanye. Tangan asing itu berharap pemimpin terpilih nantinya lebih lunak terhadap kepentingannya meski kontroversial.
“Kita tahu di Indonesia Bung Karno diganti Pak Harto. Kita katakan prosesnya di Indonesia, tapi dari dokumen yang bisa dibuka ada peran CIA (Badan Intelijen Pusat Amerika Serikat),” jelas dia.