“Kita memperkuat moderasi beragama dan nilai-nilai kemanusiaan. Saya menggunakan istilah moderasi agama, ini tidak hanya anti radikalisme, terorisme, tapi juga menarik dari kalangan kiri ke tengah. Ini saya kira perlu digalakkan melalui gerakan moderasi beragama,” ucap Heru.
Dikatakannya, ada tiga hal dalam gerakan moderasi beragama. Pertama, bimbingan keagamaan. Kedua, kerjasama dengan tokoh agama.
Menurutnya, ini juga sangat penting, tokoh agama dinilai memahami lebih baik peta wilayah masing-masing. Mereka akan menjadi detektor dini kemunculan pemahaman keagamaan radikal di wilayah masing-masing.
Baca Juga:Sandal Kopiah Santri Kehormatan Kaesang, Misi Politik di Pondok Pesantren GedonganHentikan Hilirisasi SDA Indonesia, IMF Menyusup ke Capres di Pilpres 2024, Bahlil Bilang Ini
Ketiga, melalui pendidikan keagamaan, melalui buku-buku keagamaan. Diakuinya, seringkali kita kecolongan, materi ajar yang disusun melenceng dari arah sebenarnya.
Ia menambahkan di tahun politik ini sudah sewajarnya kita mempertahankan kedamaian dan pluralitas kemanusiaan sebagai sebuah paham yang kita hayati bersama.
“Mari kita pelihara, jangan terganggu oleh kekuatan politik praktis,” pungkasnya. (*)