KETUA Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Kaesang Pangarep, mendapat kehormatan istimewa saat ia diangkat sebagai santri kehormatan oleh pengurus Pondok Pesantren Gedongan, salah satu pesantren tertua di Cirebon, dalam rangka kunjungan safari politiknya pada Sabtu pagi.
“Pada kesempatan ini kami ingin mengapresiasi, ingin menganugerahkan Mas Kaesang sebagai santri kehormatan Pondok Pesantren Gedongan,” kata Pengasuh Pondok Pesantren Gedongan, Kiai Ahmad Marzuki, di Ponpes Gedongan, Cirebon, Jawa Barat, Sabtu.
Ketika memberikan gelar santri kehormatan kepada Kaesang, Kiai Marzuki juga menyematkan kopiah dan memberikan sandal kepada pemimpin PSI tersebut.
“Simbol kopiah Mas Kaesang, yang sementara ini menjadi Ketua Umum PSI, itu menggambarkan posisinya di atas. Sementara simbol sandal melambangkan bahwa Mas Kaesang harus siap berada di posisi yang paling bawah,” jelasnya.
Diketahui, Kaesang dijadwalkan berkunjung ke sejumlah daerah seperti Indramayu, Cirebon, Pekalongan, Semarang, dan akan mengikuti peringatan Hari Santri di Kabupaten Cirebon.
Baca Juga:Sandal Kopiah Santri Kehormatan Kaesang, Misi Politik di Pondok Pesantren GedonganHentikan Hilirisasi SDA Indonesia, IMF Menyusup ke Capres di Pilpres 2024, Bahlil Bilang Ini
Tak berselang lama, tampak Ketua Relawan Ganjar Pranowo (RGP)2024 Heru Subagia dengan mengenakan baju putih hitam tegak lurus mengunjungi sesepuh Pondok Pesantren Gedongan KH Abdul Hayyi Imam.
Saat ditanya awak media tentang kunjungannya terkait safari politik Kaesang Pangarep, Heru Subagia hanya tersenyum sambil geleng-geleng.
“Saya silaturahmi dengan Kyai Hayyi dalam rangka berdiskusi momentum tahun politik yang dihadapkan pada sejumlah tantangan. Ada suasana politik yang berbeda, ada penguatan-penguatan keberagamaan, tapi problemnya ada juga upaya menihilkan yang lain. Ini memicu sekat-sekat di masyarakat, implikasi lainnya, adanya pertarungan-pertarungan, di antaranya melalui hoax,” ungkapnya, Sabtu sore (21/10)
Ia menjelaskan moderasi beragama sangat penting untuk menghadapi tahun politik. Dan, menurutnya, masyarakat harus terus dibekali pemahaman terkait moderasi beragama.
Heru menyebutkan bahwa moderasi beragama sangat penting untuk terus disosialisasikan. Hal tersebut disampaikannya usai silaturahmi dengan sesepuh Pondok Pesantren tertua di Cirebon pada Sabtu sore.
Ia menambahkan, dengan moderasi beragama bisa mewujudkan bangsa yang rukun dan damai.
Menurut Heru, hoax akan mewarnai tahun politik, ada sebagian yang mengambil manfaat, misal adanya produsen hoax. Hal menarik lainnya, sambungnya, di tahun politik akan mengedepan politisasi SARA yang dinilai akan menguat, politisasi kesenjangan, ini juga akan diangkat oleh kelompok anti kemapanan, anti NKRI, dan lainnya.