Serangan Zionis ke Gaza Meningkat, Hubungan Dagang Indonesia-Israel 9 Bulan Total Impor Rp226,2 Miliar

Serangan Zionis ke Gaza Meningkat, Hubungan Dagang Indonesia-Israel 9 Bulan Total Impor Rp226,2 Miliar
Facebook Israel-indo
0 Komentar

ISRAEL masih terus melancarkan serangan rudal ke wilayah Gaza, Palestina. Hal ini merupakan buntut dari serbuan kelompok penguasa wilayah itu, Hamas, yang menyerang wilayah Negeri Yahudi itu 7 Oktober lalu.

Dalam pantauan Al Jazeera, Senin (16/10/2023), sebuah “bola api besar” telah dilaporkan terjadi di Gaza, setelah beberapa serangan udara oleh militer Israel. Bola api dan asap membumbung di atas gedung-gedung selama serangan Israel di Rafah.

Serangan-serangan itu menyebabkan beberapa orang tewas dalam beberapa jam terakhir. Sasaran di Khan Younis juga terkena serangan, meskipun jumlah pasti korban belum dapat ditentukan.

Baca Juga:Putusan MK Bersifat Mengikat, Mahfud Md: Saya Tidak Ada Deal-deal Soal Capres-CawapresUji Materi Capres-Cawapres Ditolak, Ketua RGP2024 Beri 2 Jempol ke MK

“Dua serangan menghantam dua markas pertahanan sipil dan menewaskan sedikitnya tujuh anggota pertahanan sipil,” lapor wartawan Al Jazeera, Sara Khairat, dari Yerusalem Timur.

Kementerian Luar Negeri Indonesia (Kemlu RI) menyuarakan keprihatinannya, atas peningkatan eskalasi konflik antara Palestina dan Israel.

“Indonesia sangat prihatin dengan meningkatnya eskalasi konflik antara Palestina-Israel,” demikian pernyataan Kementerian Luar Negeri RI, di akun resmi platform X (Twitter), pada Minggu (8/10/2023).

Kemlu  meminta agar tindakan kekerasan segera dihentikan, guna menghindari jumlah korban manusia semakin bertambah.

Kemlu  mendesak agak akar konflik tersebut, yaitu pendudukan wilayah Palestina oleh Israel harus diselesaikan, sesuai parameter yang sudah disepakati PBB.

Sementara, meskipun Indonesia dan Israel tidak memiliki hubungan diplomatik, namun kedua negara saat ini masih melakukan hubungan dagang. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), Indonesia masih melakukan impor terhadap beberapa barang dari Israel.

“Kita tidak memiliki hubungan diplomatik, tidak berarti secara ekonomi kita tidak boleh melakukan hubungan dagang. Tetap bisa dilakukan karena ini business to business, dan total impor Israel selama Januari sampai September 2023 adalah sebesar USD 14,4 juta atau sekitar Rp 226,2 miliar (kurs Rp 15.711),” kata Plt Kepala BPS, Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers di Kantor Pusat BPS, Senin (16/10).

Baca Juga:Jejak Kebijakan Syahrul Yasin Limpo di Kementerian Pertanian, Isu Korupsi MundurPolemik Dugaan Pemerasan oleh Pimpinan KPK di Kasus Kementerian Pertanian

Secara rinci, komoditas utama yang diimpor Indonesia dari Israel adalah mesin peralatan mekanis dan bagiannya, perkakas dan peralatan dari logam tidak mulia, serta mesin perlengkapan elektrik dan bagiannya.

Amalia mengungkapkan nilai impor Indonesia dari negara Israel fluktuatif. Pada tahun 2020 nilai impor mencapai USD 56,5 juta, kemudian turun pada 2021 menjadi USD 26,5 juta.

0 Komentar