SYAHRUL Yasin Limpo (SYL) resmi pengunduran diri sebagai menteri pertanian di Kabinet Indonesia Maju. Surat pengunduran diri tersebut disampaikan langsung kepada Menteri Sekretaris Negara (Mensesneg) Pratikno di Kompleks Sekretariat Negara, Jakarta Pusat, Kamis (5/10).
SYL mundur dari kursi menteri pertanian untuk fokus menghadapi proses hukum terkait dugaan korupsi di lingkungan kementeriannya yang sedang ditangani Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK). Pengunduran ini juga atas dorongan Ketua Umum DPP Partai NasDem, Surya Paloh.
Saat ini komisi antirasuah memang tengah mengusut tiga klaster dugaan korupsi di Kementan yang menjerat SYL. Ketiga klaster itu meliputi dugaan pemerasan dalam jabatan, penerimaan gratifikasi, dan tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Baca Juga:Polemik Dugaan Pemerasan oleh Pimpinan KPK di Kasus Kementerian PertanianPenjelasan Syahrul Yasin Limpo Terkait Kasus di KPK, Begini Tanggapan Firli Bahuri
KPK bahkan sudah menggeledah rumah pribadi SYL di Makassar, Sulawesi Selatan. Penggeledehan dilakukan, saat SYL sedang berada di Roma, Italia, untuk melaksanakan tugas kedinasan.
Penyidik KPK juga melakukan penggeledahan di wilayah Jagakarsa, Jakarta Selatan sehari sebelumnya pada Selasa, 3 Oktober 2023. Penggeledahan juga tidak luput dilakukan di Kantor Kementerian Pertanian. Tim penyidik menyasar ruang SYL, Sekjen Kementerian Pertanian, dan ruang Kepala Biro Kepegawaian Kementerian Pertanian.
SYL berjanji bakal menghadapi proses hukum dan membuktikan dirinya tidak bersalah dalam perkara korupsi tersebut. “Saya orang Bugis, Makassar dan rasanya harga diri jauh lebih tinggi daripada pangkat atau jabatan,” kata SYL.
SYL bukan orang baru di dunia politik. Ia memulai karier di Partai Golkar, bahkan sempat menjadi Ketua DPD Partai Golkar Sulsel pada 2009-2018. Namun, SYL memutuskan pindah ke Partai Nasdem dan dipercaya menduduki posisi Ketua DPP periode 2018-2023.
Keluarga besar SYL juga disebut sebagai orang berpengaruh di Sulawesi Selatan. Ayahnya adalah bekas pejuang dan pernah di militer dengan pangkat kolonel serta pernah menjadi Bupati Gowa dan Maros. Ibunya juga pernah menjadi Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD).
Di pemerintahan, SYL pernah menjajal beberapa jabatan. SYL tercatat sebagai pegawai negeri sipil sejak 1980. Kariernya terus moncer hingga akhirnya ia mencoba keberuntungan sebagai kepala daerah. Mulai dari Bupati Kabupaten Gowa (1994-2002); Wakil Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (2003-2008); hingga Gubernur Provinsi Sulawesi Selatan (2008-2016).