FREDY Pratama sontak menjadi sorotan publik setelah Bareskrim Polri membongkar operasi jaringan narkoba yang diduga dikendalikan pria kelahiran Banjarmasin, Kalimantan Selatan, itu.
Pria 38 tahun yang digadang-gadang merupakan otak pengendali utama distribusi narkoba dunia, termasuk Indonesia, ini memiliki sejumlah nama alias atau samaran. Fredy disebut memiliki empat nama alias, yakni Miming, The Secret, Cassanova, Airbag, dan Mojopahit.
“Bermuara pada satu orang, yang sekarang masih DPO (Daftar Pencarian Orang) ada di Thailand, yaitu atas nama Fredy Pratama alias Miming dengan nama samaran di komunikasinya ‘The Secret’, ‘Casanova’, ‘Airbag’, dan ‘Mojopahit’,” kata Kepala Bareskrim Komisaris Jenderal Wahyu Widada saat konferensi pers di Lapangan Bhayangkara Mabes Polri, Jakarta Selatan, Selasa, 12 September 2023.
Diburu sejak 2020
Baca Juga:Blogger Australia Takut Meninggal di Tahanan Beijing Usai Didiagnosis Menderita Kista GinjalUpdate Kasus Pembunuhan Ibu-Anak di Subang: Polda Jabar Bentuk Tim Baru
Wahyu menyatakan Polri telah memburu jaringan Fredy ini sejak 2020-2023. Total ada 408 laporan polisi yang diungkap dengan jumlah tersangka sebanyak 884 orang. Sedangkan 39 tersangka yang ditangkap dalam operasi Escobar Indonesia dimulai dari periode Mei 2023. Semua tersangka ini dijerat Undang-undang Tahun 35 tahun 2009 tentang Narkotika, termasuk pasal tindak pidana pencucian uang (TPPU).
Penyalur narkoba terbesar
Wahyu menyatakan Fredy termasuk dalam salah satu sindikat penyalur narkoba terbesar di Indonesia, berdasarkan barang bukti yang disita, yaitu sebanyak 10,2 ton sabu dari tahun 2020-2023.
Menurut Wahyu, hal ini juga sejalan dengan temuan analisis Direktorat Tindak Pidana Narkoba yang menunjukkan bahwa sebagian besar narkoba di Indonesia terkait dengan jaringan Fredy Pratama.
Ia menyatakan sindikat Fredy dapat menyelundupkan sabu dan ekstasi ke Indonesia setiap bulan dalam jumlah mulai dari 100-500 kilogram, menggunakan modus operandi menyamarkannya dalam kemasan teh.
Wahyu mengatakan tim khusus yang dibentuk untuk memburu Fredy tersebut tidak hanya terdiri dari penyidik dari Direktorat Tindak Pidana Narkoba Bareskrim, tetapi juga dari petugas polisi dari berbagai wilayah di mana Fredy memiliki jaringan, seperti Polda Kalimantan Selatan, Kalimantan Tengah, Jawa Timur, Daerah Istimewa Yogyakarta, Polda Metro Jaya, Lampung, dan Bali.
Red notice
Selain itu, Wahyu mengatakan bahwa polisi juga bekerja sama dengan Kepolisian Kerajaan Thailand, Kepolisian Kerajaan Malaysia, dan didukung pula polisi khusus narkoba Amerika Serikat, Drug Enforcement Administration (DEA).