Suhu permukaan laut rata-rata global mencapai 21 derajat Celcius pada akhir Maret dan tetap pada tingkat rekor sepanjang tahun sepanjang April dan Mei. Badan cuaca Australia memperingatkan bahwa suhu laut Samudera Pasifik dan Hindia bisa menjadi 3 derajat Celcius lebih hangat dari biasanya pada Oktober.
Pemanasan global adalah faktor utama, kata Piers Forster, profesor fisika iklim di University of Leeds. Namun, El Nino serta penurunan debu Sahara yang bertiup di atas lautan dan penggunaan bahan bakar juga menjadi penyebabnya.
“Jadi secara keseluruhan, lautan dihantam oleh pukulan empat kali lipat,” katanya.
Baca Juga:Disebut Sumber Gempa Cianjur, BMKG dan BRIN Beda Analisis Soal Sesar CugenangDugaan Fahri Hamzah Panji Gumilang Bukan Produk Intelijen Lokal
Ribuan ikan mati terdampar di pantai-pantai Texas dan ledakan ganggang yang disebabkan oleh panas juga dianggap sebagai penyebab kematian singa laut dan lumba-lumba di California.
Annalisa Bracco, ahli iklim di Georgia Institute of Technology, menyebut laut yang lebih hangat juga bisa berarti lebih sedikit angin dan hujan, menciptakan lingkaran setan yang menyebabkan lebih banyak panas.
Meskipun suhu laut yang tinggi tahun ini disebabkan oleh kombinasi sempurna dari keadaan, dampak ekologis dapat bertahan lama. “Lautan akan memiliki respons yang sangat lambat karena mengakumulasi (panas) secara perlahan tetapi juga menyimpannya untuk waktu yang lama,” tuturnya. (*)