Menteri Pendidikan dan Kebudayaan, Nadiem Makarim memilih bungkam saat ditanya wartawan mengenai Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) 2023 yang saat ini tengah ramai diperbincangkan. Sistem zonasi PPDB memang dikritik, lantaran rentan dengan berbagai kecurangan.
“Nanti saja tanyakan ke tim saya,” ujar Nadiem di Pos Bloc, Jakarta Pusat, pada Sabtu (29/7/23).
Sebelumnya, Nadiem menjadi narasumber dalam acara Belajaraya 2023, di mana ia berbagi cerita tentang seringnya mendapatkan kritik terkait kebijakannya. Nadiem menyadari bahwa dunia pendidikan bukanlah dunia yang dapat dengan mudah menyambut perubahan.
Baca Juga:Terduga Pelaku Narkoba Tewas 7 Oknum Polda Metro Jaya Tersangka 1 Polisi DPODirdik KPK Brigjen Asep Mundur Usai Kabasarnas Tersangka, Mantan Penyidik Heran
“Perubahan bisa membuat puluhan juta orang terdampak, bingung, atau bahkan kesal,” ungkap Nadiem.
Meskipun begitu, Nadiem mengaku tetap semangat untuk menjawab berbagai kritik tersebut. Menurutnya, perdebatan saat membuat kebijakan adalah hal yang wajar.
“Setiap kali saya membuat kebijakan, pasti akan ada perdebatan. Sudah seperti bagian dari SOP ketika membuat kebijakan. Hampir setiap kali, meskipun kebijakannya baik, pasti akan ada protes,” tutur Nadiem.
Sebelumnya, proses Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) telah menghadirkan sejumlah permasalahan. Keluhan dan kritikan terkait sistem zonasi PPDB semakin ramai diungkapkan oleh masyarakat pada penerimaan siswa tahun 2023.
Tercatat berbagai kecurangan dilakukan oleh berbagai pihak dan sekolah di sejumlah wilayah Indonesia. Beberapa modus yang digunakan termasuk praktik jual beli kursi, manipulasi Kartu Keluarga (KK), hingga dugaan penitipan calon siswa oleh pejabat daerah setempat. (*)