Eks pengurus Partai Rakyat Demokratik (PRD), Lilik Hastuti menyebut Partai Gerindra telah melakukan penghinaan besar lantaran menyepelekan isu Hak Asasi Manusia (HAM) yang melekat pada Ketua Umum sekaligus calon presiden (capres)Â Prabowo Subianto.
Pernyataan itu disampaikan Lilik merespons pernyataan Sekjen Partai Gerindra Ahmad Muzani yang menyebut isu HAM hanya sekedar isu lima tahunan pemilu untuk menurunkan elektabilitas Prabowo Subianto.
“Partainya Prabowo (Gerindra) itu mengatakan HAM itu HAM, HIM, HUM. Itu jelas penghinaan, itu penghinaan besar buat kita semua,” ujar Lilik di Kantor YLBHI, Jakarta, Kamis (27/7).
Baca Juga:Mengenal Calon Legislatif DPR RI di Tegal, Jawa Tengah pada Pileg 2024, Helmi Hasan yang Unik, Kontroversial dan ReligiusMungkinkah Pemilu 2024 Dilaksanakan Hanyalah Operasi Intelijen?
Lilik juga menyebut Prabowo yang pada saat itu menjabat sebagai Danjen Kopassus merupakan aktor utama yang harus bertanggung jawab atas sejumlah aktivis reformasi 1998. Namun, kata Lilik, Prabowo tidak pernah diadili atas dosa-dosanya itu.
“Prabowo tentu saja sebagai orang pertama, karena dia adalah komandan Kopassus, orang yang paling bertanggung jawab atas peristiwa, yang tidak pernah diadili, dinyatakan bersalah tapi tidak pernah diadili,” ujarnya.
Lilik juga menyayangkan sikap pelopor PRD Budiman Sudjatmiko yang bertemu aktor penghilangan paksa aktivis.
“Kini Budiman Sudjatmiko bersedia membungkukkan badan, bersedia menjadi pembasuh dosa-dosa dari orang yang menculik kawan-kawan kami sendiri, itu sesuatu yang tidak hanya menyakitkan,” ujarnya.
Politikus PDIP yang juga aktivis PRDÂ Ribka Tjiptaning menyebut Budiman Sudjatmiko sudah tak waras usai mengadakan pertemuan dengan Prabowo Subianto yang dianggapnya sebagai aktor pelanggar HAM.
Ia mengkritik pernyataan Budiman yang mengaku memiliki banyak kesamaan pandangan dengan Prabowo.
“Ya kalau buat aku itu mah udah sakit jiwa atau salah minum obat dia, sekelas Budiman ya kalau sekelas Budiman ngomong begitu,” ujarnya di Kantor YLBHI.
Baca Juga:Konflik PDI 27 Juli 1996 Berujung Kerusuhan yang Telan Rp 100 MiliarKode Keras Ganjar Pranowo Lengser di Balik Rekayasa Penjegalan Maju Di Pilpres 2024?
Ribka juga mengaku telah mencoba untuk menghubungi Budiman soal maksud pertemuannya dengan mantan Danjen Kopassus itu. Namun, Budiman tak menggubris panggilannya.
“Dia ku telepon tidak mau ngangkat, ku WhatsApp dia tidak mau balas artinya Budiman sendiri berpikiran kalau Mbak Ning (Ribka) pasti marah,” ungkapnya.
Kendati demikian, Ribka mengaku tak heran soal pertemuan Budiman dengan Prabowo. Pasalnya pada Pilpres 2009 lalu, Budiman tak mempersoalkan atribut yang berbau Prabowo.