Eks Sekretaris Jenderal Partai Rakyat Demokratik (PRD) Petrus Hariyanto mengaku kecewa terhadap Budiman Sudjatmiko yang seolah memperlihatkan dukungannya untuk Ketua Umum Gerindra Prabowo Subianto di Pilpres 2024.
Petrus menilai Budiman yang dulu sempat menjadi Ketua Umum PRD itu telah mengkhianati perjuangan kawan-kawannya.
Petrus menyebut Budiman lupa terhadap sejarah, terutama kasus penculikan aktivis reformasi yang dilakukan Tim Mawar Kopassus. Saat itu tim tersebut di bawah tanggung jawab Prabowo.
Baca Juga:Sayangkan Sikap Budiman Soedjatmiko Usai Bertemu Prabowo, Mantan Aktivis PRD Kritik GerindraMengenal Calon Legislatif DPR RI di Tegal, Jawa Tengah pada Pileg 2024, Helmi Hasan yang Unik, Kontroversial dan Religius
“Apa yang dilakukan oleh kawan kami, Budiman Sudjatmiko, sungguh langkah yang membuat kami kecewa karena dia menjadi bagian dari gerakan yang ingin melupakan sejarah masa lalu. Impunitas akan terus langgeng,” kata Petrus dalam sebuah diskusi di Jakarta, Rabu (26/7).
Petrus menegaskan dirinya dan mantan aktivis PRD lainnya ingin semua kasus pelanggaran HAM berat yang terjadi menjelang reformasi 1998 diusut tuntas.
Termasuk, kata Petrus, kasus penculikan yang menimpa aktivis PRD. Ia mengatakan masih ada rekannya yang belum ditemukan sampai saat ini.
Petrus berpendapat jika kasus-kasus tersebut tidak diselesaikan, maka kejadian serupa berpotensi terulang kembali.
“Bagi kami, penyelesaian masa lalu itu bukan soal balas dendam, tetap utang kami pada masa depan,” ujarnya.
“Kalau ini tidak diselesaikan kami khawatir bangsa ini akan selalu mengulang karena secara historis peristiwa pengulangan pengulangan atau periodisasi-periodisasi pelanggaran HAM itu tidak terjadi pada satu masa, tapi terus berulang karena tidak pernah diselesaikan oleh bangsa ini,” imbuhnya.
Lelaki yang pernah dipenjarakan saat Orde Baru karena dituding menjadi dalang peristiwa Kudatuli 1996 itu juga mengaku sedih melihat Prabowo tetap bisa menjadi menteri pertahanan dan bisa berkontestasi di Pilpres mendatang.
Baca Juga:Mungkinkah Pemilu 2024 Dilaksanakan Hanyalah Operasi Intelijen?Konflik PDI 27 Juli 1996 Berujung Kerusuhan yang Telan Rp 100 Miliar
Kondisi ini, menurut Petrus menunjukkan bahwa bangsa Indonesia sangat permisif terhadap para pelaku pelanggaran HAM.
“Hari ini dia [Prabowo] punya potensi jadi presiden. Kami sedih, sangat sedih dan tentunya kami ingin menyumbangkan tenaga bahwa ini tidak boleh dibiarkan, harus ada proses perlawanan,” kata dia.
Sebelumnya, politikus PDIP Budiman Sudjatmiko bertemu dengan Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto di Kertanegara 4, Jakarta Selatan, Selasa (18/7) malam.