Di dalam Knesset, pemimpin oposisi Lapid terus menggaungkan penolakan atas RUU tersebut.
“Kami ingin terus hidup di negara Yahudi dan demokratis. Kami harus menghentikan undang-undang ini,” tuturnya.Pemungutan suara akan dilakukan di Knesset pada rancangan undang-undang yang akan membatasi kemampuan hakim Mahkamah Agung untuk membatalkan keputusan pemerintah yang mereka anggap “tidak masuk akal”.
Perubahan peradilan yang diusulkan telah memecah belah bangsa dan, sejak pembukaannya pada bulan Januari, memicu salah satu gerakan protes terbesar dalam sejarah Israel, juga memicu kekhawatiran di Washington dan di antara sekutu lainnya di luar negeri.
Baca Juga:Binaragawan Asal Bali Justyn Vicky Tewas Setelah Barbel Seberat 210 Kilogram Patahkan LehernyaHasil Laboratorium RS Medika Permata Hijau: Ditemukan Infeksi Bakteri pada Darah David Ozora
Perdebatan diperkirakan akan berlangsung hingga Senin pagi, dengan lebih dari 20 anggota parlemen dijadwalkan untuk berbicara menentang RUU tersebut.
Jika disetujui, klausul “kewajaran” akan menjadi komponen utama pertama dari perombakan menjadi undang-undang. Perubahan lain yang diusulkan termasuk mengizinkan pemerintah untuk berbicara lebih banyak dalam penunjukan hakim. (*)