Usai Amerika Serikat Beri Peringatan, Australia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia Buntut KUHP Baru

Usai Amerika Serikat Beri Peringatan, Australia Keluarkan Travel Warning ke Indonesia Buntut KUHP Baru
Sonny Tumbelaka/AFP/Getty Images
0 Komentar

PEMERINTAH Australia mengeluarkan peringatan bagi warganya yang melakukan perjalanan ke Indonesia. Peringatan itu dirilis usai disahkannya KUHP tentang larangan seks di luar nikah.

Dikutip dari delik.news, Departemen Luar Negeri dan Perdagangan Australia telah memperbaharui saran perjalanannya menjadi “berhati-hati”. Penyebabnya lantaran adanya aturan baru yang melarang seks di luar nikah baik warga lokal maupun turis asing.

“Parlemen Indonesia telah meloloskan revisi hukum pidana, yang mencakup hukuman untuk kohabitasi dan seks di luar nikah,” kata pembaruan yang di-posting di situs web Smart Traveler, dikutip News.Com.Au.

Baca Juga:Diduga Bom Bunuh Diri di Polsek Astana AnyarKabar Duka Mantan Menteri ATR/BPN Ferry Mursyidan Baldan Meninggal Dunia

“Wisatawan berhati-hatilah… karena jika tidak, kita dapat melihat beberapa situasi yang sangat tidak menguntungkan di mana kita harus memberikan bantuan konsuler kepada orang-orang yang tanpa sadar atau tidak sengaja melakukan hal yang salah,” tambah pengumuman itu.

Lebih dari 1 juta orang Australia mengunjungi Indonesia setiap tahun. Dengan Bali sebagai tujuan terbanyak.

Sebelumnya Amerika Serikat (AS) juga memberi peringatan ke Indonesia. Negeri itu menyebut kemungkinan ‘kaburnya’ investor dari RI.

Ini terkait hal sama, yakni pengesahan RKUHP menjadi UU yang memuat poin larangan seks di luar nikah. Keterangan resmi bahkan diberikan Juru Bicara Departemen Luar Negeri Ned Price.

Ia menyebut bahwa Washington khawatir tentang bagaimana perubahan ini dapat berdampak pada pelaksanaan hak asasi manusia (HAM) dan kebebasan mendasar di Indonesia. Ini, menurutnya, tentu akan memiliki dampak yang negatif bagi warga AS di Indonesia.

“Kami juga prihatin tentang bagaimana undang-undang tersebut dapat berdampak pada warga AS yang berkunjung dan tinggal di Indonesia, serta iklim investasi bagi perusahaan AS,” katanya dalam sebuah pengarahan pers dikutip AFP, Rabu. (*)

0 Komentar