DEMONSTRASI menuntut Presiden Xi Jinping mundur pecah di sejumlah kota besar di China sepanjang akhir pekan, peristiwa yang dianggap langka di Negeri Tirai Bambu.
Berawal dari memprotes kebijakan lockdown Covid-19 yang terlampau ketat, para demonstran mulai terdengar meneriakkan slogan-slogan menuntut Xi mundur.
Wall Street Journal melaporkan demonstrasi semacam ini sangat langka di China karena bukan hanya terjadi di berbagai kota, tapi aksi tersebut juga menuntut langsung penguasa untuk turun.
Baca Juga:Ditekuk Maroko di Piala Dunia 2022 Qatar, Suporter Timnas Belgia Mengamuk di BrusselArif Rachman Arifin Akui Disuruh Anak Buah Ferdy Sambo Hapus Dokumentasi Foto Hasil Visum hingga Peti Mati Brigadir J
Demo ini sebenarnya bermula akibat protes warga atas kematian 10 orang akibat kebakaran di Ibu Kota Provinsi Xinjiang, Urumqi, pada Kamis pekan lalu.
Para warga menganggap korban berjatuhan karena petugas terlambat tiba di lokasi lantaran terhambat lockdown yang terlalu ketat.
Sehari setelah kebakaran itu, Jumat (25/11), ratusan warga menggelar aksi protes di depan kantor pemerintahan Urumqi.
Berdasarkan video-video yang sudah diverifikasi AFP, warga berkumpul menumpahkan amarah dengan meneriakkan slogan, “Cabut lockdown!”
Video-video itu pun viral di jejaring sosial China, meski pemerintah Negeri Tirai Bambu sudah menerapkan sensor ketat.
Amarah warga pun menjalar ke beberapa kota lain di China. Pada Sabtu, demonstran pecah di Shanghai, tepatnya di jalan Wulumuqi yang merupakan Urumqi dalam bahasa Mandarin.
Demonstrasi langsung merembet ke pusat kota Shanghai. Wartawan AFP melihat kepolisian bentrok dengan sekelompok demonstran ketika mereka sedang mengusir warga dari lokasi unjuk rasa di Wulumuqi.
Baca Juga:Berikut Kronologi Helikopter Polri P-1103 Hilang Kontak di BabelNelayan Temukan Jok Diduga Berasal dari Helikopter Polairud yang HIlang di Perairan Belitung
Tak peduli dengan tekanan aparat, massa malah makin besar menjelang malam hari. Mereka meneriakkan slogan-slogan seperti, “Xi Jinping mundur! Partai Komunis China mundur!”
Sempat bubar di malam hari, para warga melanjutkan aksi mereka pada Minggu pagi. Di hari itu pula, unjuk rasa lainnya pecah di berbagai kota di China, termasuk ibu kota Beijing.
Di pagi hari, sekitar 200-300 mahasiswa berunjuk rasa di salah satu kampus elite di Beijing, Universitas Tsinghua.
Satu video yang sudah diverifikasi AFP menunjukkan para mahasiswa berteriak, “Demokrasi dan supremasi hukum. Kebebasan berekspresi.”
Menjelang siang hari, demonstrasi pecah di kota lain. Sejumlah video menunjukkan massa beraksi di Guangzhou dan Chengdu, tapi AFP belum bisa memverifikasi video tersebut.