SEBUAH laporan intelijen Washington mengungkap bahwa Uni Emirat Arab (UEA) telah mempermainkan Amerika Serikat (AS) terkait kebijakan luar negerinya. Tindakan itu termasuk dengan ikut campur dalam sistem politik Amerika menggunakan taktik legal dan ilegal.
Laporan intelijen itu diungkap Washington Post dengan mengutip para pejabat intelijen Amerika.
Uni Emirat Arab selama ini telah dianggap sebagai sekutu dekat Amerika Serikat di Teluk Arab.
Baca Juga:Polisi Temukan Adanya Bungkus Makanan dan Struk Belanja Saat Olah TKP 1 Keluarga Tewas di KalideresPolisi Belum Bisa Pastikan Penyebab Kematian 1 Keluarga di Kalideres
Menurut laporan Washington Post, kegiatan UEA telah mengeksploitasi kerentanan dalam sistem Amerika, termasuk ketergantungan pada kontribusi politik dan lemahnya penegakan hukum yang dirancang untuk melindungi dari campur tangan asing.
Beberapa taktik UEA, lanjut laporan itu, menyerupai spionase.
Seorang anggota Parlemen AS mengilustrasikan kepada Washington Post tentang bagaimana sistem politik AS didistorsi oleh uang asing.
“Garis merah yang sangat jelas perlu ditetapkan terhadap permainan UEA dalam politik Amerika. Saya tidak yakin kami pernah membicarakan hal ini dengan orang Emirat pada level yang tinggi,” kata anggota Parlemen tersebut yang tidak disebutkan namanya.
Pembuat kebijakan AS diduga menerima pengarahan tentang laporan intelijen rahasia dalam beberapa pekan terakhir. Bruce Riedel, seorang peneliti senior di Institusi Brookings mengatakan itu adalah pengarahan yang tidak biasa untuk dikeluarkan oleh badan intelijen AS karena berkaitan dengan sekutu dekat—bukan musuh, seperti Rusia, China atau Iran—dan dapat diartikan sebagai menyelidiki politik dalam negeri.
Yousef Al Otaiba, duta besar UEA untuk Washington, membela pengaruh besar negara kaya minyak itu di AS.
“Itu diperoleh dengan susah payah dan memang pantas,” katanya kepada Washington Post, Senin (14/11/2022).
“Ini adalah produk dari kerja sama erat UEA-AS selama puluhan tahun dan diplomasi yang efektif. Itu mencerminkan kepentingan bersama dan nilai-nilai bersama.”
Baca Juga:Elon Musk-Vladimir Putin Batal Hadir, Apa Dampak Bagi Indonesia di KTT G20?Air Force One Mendarat di Bali, Joe Biden Disambut Tarian Bali
Menurut catatan pemerintah AS, UEA telah menghabiskan lebih dari USD154 juta untuk pelobi sejak 2016, selain ratusan juta dolar yang disumbangkan ke perguruan tinggi dan lembaga think tank Amerika.
Banyak dari lembaga tersebut telah menghasilkan makalah kebijakan dengan rekomendasi yang menguntungkan kepentingan UEA.
Investasi tersebut tampaknya membuahkan hasil, karena Washington telah menyetujui penjualan beberapa persenjataan paling canggih buatan AS, termasuk drone Predator MQ-9 dan jet tempur siluman F-35, ke UEA.