Dalam setiap hajat demokrasi, sudah tidak bisa terhindari keterlibatan kaum pemodal. Proses politik dari hulu dan hilir membutuhkan pemenuhan kebutuhan logistik yang cukup. Dalam bahasa kerennya, oligarki dalam setiap pilkada,pileg dan pilpres tidak akan pernah bisa dihindari.
Optimisme membunuh peran oligarki sinar menjadi pesimisme. Oligarki dalam demokrasi sudah menjadi bagian kekuatan kartel politik khusus. Dan fakta ,oligarki dengan kelimpahan finansial akan jauh lebih mumpuni melakukan operasi politik dan capres yang didukungnya kemungkinan besar menang.
Kesimpulannya, hubungan Ganjar dan Jokowi dipastikan ada jalinan kompleksitas kepentingan yang rigid,dinamis serta mengikat dalam waktu panjang. Keduanya melakukan paket investasi bersama ,membangun, merencanakan dan mengeksekusikan dalam sebuah rancang bangun kebijakan serta strategi persiapan pilpres 2024.
Baca Juga:Megawati Soekarnoputri: Struktur PBB Saat Ini Sudah Tak Relevan Jawab Tantangan Geopolitik di Era ModernWSJ: Ajudan Biden Jalin Percakapan Rahasia dengan Staf Kremlin-Sekretaris Dewan Keamanan Rusia
Penulis hubungan Jokowi dan Ganjar akan semakin lengket serta berakhir dukungan Jokowi pada Ganjar sebagai calon presiden 2024. Tunggu sebentar lagi, Jokowi tidak akan bilang”ojo kesusu” untuk merekomendasikan Ganjar di permukaan politik nasional sebagai Capres 2024. selamat menonton berbagai adegan kemesraan dari Ganjar dan Jokowi pada tayangan dansa politik berikutnya.
Heru Subagia, Direktur Eksekutif SEPADAN Institut.