PRESIDEB Joko Widodo atau Jokowi menjawab kemungkinan calon presiden atau capres 2024 pilihannya bakal sama dengan Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri. Menurut Jokowi, hak pemilihan capres bukan dalam wewenangnya.
“Saya ulangi bahwa namanya capres, cawapres, itu disiapkan oleh partai atau gabungan partai, nanti yang milih rakyat bukan saya,” kata Jokowi dalam Perayaan HUT ke-8 Partai Perindo di JCH, Jakarta Pusat, Senin, 7 November 2022.
Atas dasar hal itu, Jokowi kerap mewanti-wanti agar para ketua umum partai politik berhati-hati dalam menentukan capresnya. Sebab menurut Jokowi, seorang presiden nantinya bakal menahkodai 270 juta rakyat Indonesia sehingga partai tak boleh sembrono.
Baca Juga:Saat Singgung Kemenangan di Pilpres 2014 dan 2019, Jokowi: Kelihatannya Setelah Ini Jatahnya Pak PrabowoSaksi Ungkap Tes PCR 8 Juli 2022 di Jalan Saguling Tanpa Diikuti Ferdy Sambo
Wejangan agar partai berhati-hati dalam memilih capres, juga Jokowi sampaikan kepada Ketua Umum Partai Perindo Hary Tanoesoedibjo.
“Milih capresnya hati-hati, milih cawapresnya hati-hati, tetapi kalau bisa jangan terlambat deklarasi juga. Biasanya Pak Hary ini kalau dengan saya sering bisik-bisik, ‘Pak capresnya Perindo milih ini gimana menurut bapak?’ saya sampaikan terserah Perindo,” kata Jokowi.
Sebelum di Partai Perindo, Jokowi juga pernah mengeluarkan wanti-wanti serupa saat menghadiri acara Partai Golkar. Jokowi menyebut Golkar adalah partai yang sudah matang, punya pengalaman malang melintang, dan banyak makan asam garam dalam perpolitikan Indonesia selama 58 tahun sehingga akan bertindak dengan hati-hati dalam menentukan capres.
“Saya yakin, saya yakin, saya yakin Golkar akan dengan cermat, akan dengan teliti, akan dengan hati-hati, tidak sembrono dalam mendeklarasikan calon presiden dan wakil presiden 2024,” kata Jokowi.
Terakhir, imbauan agar partai politik segera mengumumkan capres juga dilakukan saat Jokowi menghadiri acara PDIP. Hal tersebut diungkapkan oleh Sekretaris Jenderal (Sekjen) PDIP Hasto Kristiyanto.
“Persoalan capres dan cawapres itu nanti tiba momentumnya. Dan Pak Jokowi pun berpesan jangan lama-lama, maksudnya jangan mendekati Oktober (2023),” ujar Hasto. (*)