TERIAKAN dari panggilan darurat pertama terkait tragedi Itaewon, Korea Selatan (Korsel), terungkap. Panggilan itu berisi teriakan yang menceritakan kondisi mengerikan di Itaewon.
Dilansir BBC, Kamis (3/11/2022), panggilan darurat pertama tentang peristiwa di Itaewon itu masuk pada saat malam masih belum terlalu larut pada Sabtu (29/10/2022). Panggilan itu dilakukan seorang wanita yang menceritakan situasi sangat mengerikan.
“Saat ini keadaannya sangat mengerikan,” kata seorang perempuan di sambungan telepon itu saat menjelaskan kekacauan yang terjadi di jalan-jalan sempit distrik kehidupan malam Seoul itu.
Baca Juga:Pria Diduga Penembak Mantan Perdana Menteri Pakistan Imran Khan TewasMantan Kasatreskrim Polres Jaksel Ungkap Adanya Intervensi dari Ferdy Sambo Saat Pengusutan Kematian Brigadir J
Ternyata, ada 11 panggilan darurat yang masuk ke 112 atau nomor kedaruratan milik kepolisian Korea Selatan. Semua panggilan itu meminta polisi untuk mengendalikan kerumunan sebelum insiden fatal itu terjadi.
Seiring dengan semakin kuatnya tuntutan pertanggungjawaban, polisi Korsel pun meluncurkan investigasi. Petugas juga telah melakukan pemeriksaan di Kantor Polisi Metro Seoul.
Selain itu, petugas juga menggeledah sejumlah kantor polisi, kantor pemadam kebakaran, dan kantor-kantor panggilan darurat, untuk mencari tahu apakah para petugas yang menerima panggilan darurat tersebut melakukan kewajibannya dan mengambil langkah pengamanan selanjutnya.
Polisi juga melakukan langkah tak biasa dengan merilis transkrip dari panggilan-panggilan darurat itu. Dari peringatan yang penuh dengan kecemasan dan kekhawatiran hingga teriakan ketakutan, transkip panggilan-panggilan ini menggambarkan bagaimana kekacauan meningkat dengan cepat.
Kerumunan Makin Ramai
Dalam panggilan darurat pertama pada 18.34 waktu setempat – beberapa jam sebelum insiden desak-desakan terjadi – seorang penjaga toko bernama Park menggambarkan orang-orang turun dari stasiun kereta bawah tanah Itaewon.
Mereka berjalan keluar ke sebuah lorong sempit di dekat hotel dan pusat perbelanjaan Hamilton, berbaur dengan orang-orang yang hendak meninggalkan area tersebut, dan orang-orang lain yang mengantre untuk masuk ke berbagai kelab di sana.
“Tidak ada yang mengatur kerumunan ini sekarang. Polisi harus datang dan mengontrol ini. Anda harus mengatur supaya orang-orang bisa keluar dulu, baru mempersilakan orang-orang masuk. Sekarang orang-orang terus berdatangan sementara yang lain tidak bisa keluar, ujar Park.
Baca Juga:Mantan Perdana Menteri Pakistan Ditembak Saat Demonstrasi, Kena Kaki Imran KhanJPU Minta Hakim Tetapkan Kodir Sebagai Tersangka, ART Ferdy Sambo Ini Dinilai Berbelit dan Berbohong
Dalam wawancara dengan stasiun radio lokal CBS pada Rabu, Park menyebut dirinya telah melakukan panggilan darurat usai berjalan-jalan dengan anak perempuan dan suaminya, lalu terpisah karena kerumunan begitu padat.