KEKASIH Brigadir Yosua Hutabarat, Vera Simanjuntak, menyebut Yosua pernah bercerita tentang ancaman dari ‘skuad’. Vera mengatakan Yosua mengaku mendapat ancaman dibunuh oleh skuad.
Sebagai informasi, sosok yang dimaksud sebagai ‘skuad’ itu adalah Kuat Ma’ruf. Hal itu diketahui dari penyelidikan yang dilakukan oleh Komnas HAM.
Kembali ke Vera, dia menyebut komunikasi soal ancaman pembunuhan oleh skuad itu disampaikan Yosua pada 7 Juli 2022 atau sehari sebelum Yosua tewas. Menurut Vera, Brigadir Yosua menyebut dirinya diancam agar tidak naik ke lantai atas rumah Sambo di Magelang.
Baca Juga:Korban Tragedi Halloween di Itaewon Bertambah Jadi 156 OrangPutri Candrawathi Minta Maaf ke Ayah-Ibu Brigadir J: Siap Jalani Sidang dengan Ikhlas dan Ketulusan Hati, Agar Seluruh Peristiwa Terungkap
“Tanggal 7 Juli sekitar jam 20.00, saya mendapat satu panggilan tak terjawab. Kemudian dia nelepon lagi tapi terputus langsung, tiba-tiba terdaftar empat panggilan tak terjawab. Terus dia nelepon lagi jam setengah 9 malam saya angkat,” ujar Vera saat menjadi saksi dalam sidang pembunuhan Yosua dengan terdakwa Ferdy Sambo dan Putri Candrawathi di PN Jaksel, Selasa (1/11/2022).
“(Yosua bilang) ‘Ibu sakit’. Sakit apa saya bertanya, ‘nggak tahu saya’. (Yosua bilang) ‘Aku diancam’. Diancam bagaimana? (Yosua jawab) ‘Berani kau naik ke atas, kubunuh kau’. Siapa yang ancam? (Yosua bilang) ‘Skuad-skuad di sini’,” sambung Vera menceritakan isi percakapannya.
Dia mengaku sempat bertanya apa yang dilakukan Yosua terhadap Putri Candrawathi. Vera menyebut Yosua mengaku tak melakukan apa-apa.
“(Yosua bilang) ‘Ya nggaklah, Dik’. (Saya bilang) Kalau Abang nggak salah, Abang jangan takut,” ujarnya.
Vera mengatakan Brigadir Yosua juga menghubunginya pada Jumat (8/7). Dia menyebut dirinya sempat bicara dengan Yosua lewat telepon pukul 16.25 WIB.
“Itu awalnya ceklis satu, padahal nomornya tidak pernah ceklis satu, terus tiba-tiba centang biru dua read, udah dibaca, saya tunggu balasan tidak ada. Akhirnya saya telepon balik, ‘Kenapa, Bang?’. (Yosua jawab) ‘Nanti ya telepon lagi’,” ujar Vera. (*)