Setelah berbulan-bulan penuh kontroversi dan proses panjang, Elon Musk kini resmi mengakuisisi Twitter ke dalam kerajaan bisnisnya. Orang terkaya di dunia ini sekarang memimpin salah satu jejaring sosial paling berpengaruh di planet ini.
Elon Musk telah menyelesaikan kesepakatan senilai US$ 44 miliar (sekitar Rp 687 triliun) untuk membeli Twitter.
Dikabarkan Elon Musk juga akan melakukan perubahan mendasar pada twitter. Lalu seperti apa nasib Twitter di bawah kendali Elon Musk?
Bos Baru
Usai secara resmi menguasai perusahaan media sosial itu, Musk merombak secara besar-besaran jajaran petinggi Twitter.
Baca Juga:Pangeran Mohammed Bin Salman Berikan Klarifikasi Soal Penyebar Paham Wahabi, Muhammad bin Abdul WahhabTumpah di Tugu Proklamasi, Berikut Isi Sumpah Relawan Dukung Total Ganjar Pranowo
Salah satu keputusan pertama Musk adalah memecat CEO Twitter, Parag Agrawal, CFO Ned Segal, dan Kepala Urusan Hukum, Vijaya Gadde, menurut beberapa media setempat.
Bos Tesla dan SpaceX itu pun mulai mencari pengganti mereka.
“Musk berada dalam posisi yang tidak menyenangkan untuk meyakinkan para eksekutif berpengalaman untuk bekerja untuknya di platform yang telah dia hina secara publik,” kata Jasmine Enberg, seorang analis untuk Insider Intelligence.
Menurut laporan Bloomberg yang dikutip AFP, Sabtu (29/10/2022), Musk akan mengambil peran sebagai CEO Twitter, setidaknya untuk awal dan sementara saja.
Sementara itu, menurut Washington Post, beredar kabar bahwa Musk akan memangkas secara besar-besaran karyawan Twitter. Ia ingin memangkas tenaga kerja hingga 75% atau sekitar 5.500 karyawan saja.
“Suasana di Twitter tegang, dengan karyawan khawatir tentang PHK. Produk dan bahkan tim teknik bisa menghadapi perombakan,” kata Enberg.
Kebebasan Berbicara
Musk yang menggambarkan dirinya sebagai penjunjung kebebasan berbicara sejati mengatakan bahwa dia ingin mengubah Twitter menjadi platform yang hangat dan ramah untuk semua dan bukan pemandangan ‘neraka’ yang bebas untuk semua.
Dia telah mengkritik apa yang dia lihat sebagai moderasi konten agresif, yang menurutnya menghasilkan penyensoran suara kanan dan sayap kanan.
Baca Juga:Budi Mulyawan: Relawan Hormati Ganjar Pranowo Sebagai Kader PDI Perjuangan yang Tegak LurusRelawan Bulaksumur Gas Poll Siap Dukung Total Ganjar Pranowo Nyapres 2024
“Para ahli menyarankan sekitar 600 orang di Twitter itu sendiri dan ribuan lainnya dengan afiliasi pihak ketiga telah bekerja pada moderasi konten platform,” kata Scott Kessler dari Third Bridge.
Musk secara terbuka menganjurkan agar tindakan ini didorong oleh algoritma dan bukan orang.