Hal itu mengakibatkan laptop rusak menjadi beberapa bagian. Imbasnya, sistem laptop tidak bisa berfungsi seperti semula lagi. Laptop tersebut lalu disimpan di rumah Arif.
Sementara itu, Sambo menginstruksikan Arif serta Hendra Kurniawan agar menghilangkan seluruh rekaman CCTV. Keduanya mematuhi instruksi tersebut. Rekaman tersebut berisi fakta bahwa Brigadir J masih hidup saat Sambo sampai di rumah dinas. Hal itu sekaligus membantah klaim Sambo yang menyatakan telah terjadi baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir J sebelum kedatangannya.
Sambo Menangis
JPU mengungkapkan, Sambo sempat menangis setelah memarahi Arif Rachman dan Hendra Kurniawan. Sambo diketahui marah akibat bawahannya tahu adanya perbedaan antara penjelasan versinya dengan rekaman CCTV di rumah dinas Jalan Duren Tiga, Jakarta Selatan.
Baca Juga:Jaksa Tolak Semua Eksepsi Terdakwa Kasus Pembunuhan Berencana Brigadir JBuku Hitam Ferdy Sambo Ingat Buku Merah Tito Karnavian
Rekaman CCTV mengungkapkan Brigadir J masih hidup ketika Sambo tiba di rumah dinas. Hal itu sekaligus membantah klaim Sambo yang menyatakan telah terjadi baku tembak antara Bharada E dengan Brigadir J sebelum kedatangannya.
“Ferdy Sambo menyampaikan kepada saksi Hendra Kurniawan dan saksi Arif Rachman Arifin ‘masa kamu tidak percaya sama saya’,” ungkap JPU.
Saat itu, Arif Rachman tidak berani melihat Sambo dan hanya menunduk. Sambo pun mempertanyakan sikap Arif tersebut sembari mengungkit dugaan pelecehan yang diklaim dialami oleh Putri.
“Kemudian Ferdy Sambo, mengeluarkan air mata,” tutur JPU. (*)